Nationalgeographic.co.id—Studi dari University of Arkansas menemukan bahwa kafein yang terkandung dalam kopi, dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah tetapi bukan kreativitas. Kafein meningkatkan kemampuan untuk lebih fokus, kewaspadaan dan keterampilan motorik.
Temuan tersebut telah diterbitkan di Consciousness and Cognition secara daring dengan judul "Percolating ideas: The effects of caffeine on creative thinking and problem solving."
"Dalam budaya Barat, kafein secara stereotip diasosiasikan dengan pekerjaan dan gaya hidup kreatif, dari penulis dan kopi mereka hingga pemrogram dan minuman energi mereka, dan ada lebih dari inti kebenaran dari stereotip ini," tulis Darya Zabelina, asisten profesor psikologi dan pertama penulis studi tersebut.
"Kafein adalah obat psikotropika yang paling banyak dikonsumsi di dunia, dengan banyak penelitian yang mendokumentasikan efek kafein pada kewaspadaan, suasana hati, konsentrasi, dan fokus perhatian orang."
"Namun, tulis peneliti, efek kafein pada pemikiran kreatif masih belum diketahui. Dalam desain double-blind terkontrol plasebo acak antara subjek penelitian ini menyelidiki efek konsumsi kafein moderat pada pemecahan masalah kreatif."
Beberapa literatur menyajikan bukti bahwa tingkat perhatian yang lebih rendah, dan yaitu kontrol kognitif yang berkurang, mungkin bermanfaat untuk kreativitas
Generasi ide kreatif, bagaimanapun, telah terbukti melibatkan kontrol kognitif yang ditingkatkan bersama dengan pemikiran spontan. Karena kafein biasanya meningkatkan konsentrasi dan fokus perhatian hal itu dapat mempengaruhi pemecahan masalah secara kreatif versus penciptaan ide secara kreatif.
Sementara manfaat kognitif dari kafein, meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan penjagaan, meningkatkan fokus dan meningkatkan kinerja motorik sudah dipahami, katanya, akan tetapi pengaruh stimulan pada kreativitas kurang diketahui.
Dalam makalahnya, Zabelina membedakan pemikiran "konvergen" dengan pemikiran "divergen". Yang pertama didefinisikan sebagai mencari solusi khusus untuk suatu masalah, misalnya, jawaban yang "benar".
Yang terakhir ini dicirikan oleh generasi ide di mana sekumpulan besar tanggapan yang tepat, baru atau menarik akan sesuai.
Kafein terbukti meningkatkan pemikiran konvergen dalam penelitian, sementara mengonsumsinya tidak berdampak signifikan pada pemikiran divergen.
Source | : | Sci News,Consciousness and Cognition |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR