Bintang-bintang tua membentuk mayoritas massa Triangulum, tetapi lebih redup daripada rekan-rekan mereka yang lebih muda, menurut Smercina. Itu bisa menjelaskan mengapa pola "flokulen" berlaku dalam gambar galaksi beresolusi rendah.
Tim survei juga tidak mengetahui mengapa bintang muda dan tua memiliki distribusi yang begitu berbeda di Triangulum. Galaksi satelit pada umumnya adalah kumpulan eklektik, dan masih banyak pertanyaan tentang pembentukan dan evolusinya. Galaksi satelit datang dalam berbagai bentuk dan dapat dibentuk melalui interaksi dengan galaksi induknya. Galaksi satelit terbesar Bimasakti, Awan Magellan Besar, misalnya, memiliki ukuran dan massa yang mirip dengan Triangulum, tetapi memiliki bentuk yang tidak beraturan dan bulat karena kedekatannya dengan galaksi kita sendiri.
Analisis yang sedang berlangsung dari survei PHATTER harus menjelaskan bagaimana jenis galaksi ini terbentuk dan berinteraksi dengan tetangganya yang lebih besar. Tim berencana untuk menindaklanjuti temuan awal tersebut dengan menelusuri sejarah pembentukan bintang di Triangulum, membandingkan berbagai bagian galaksi.
"Tujuan utama dari survei PHATTER adalah untuk menghasilkan jenis data resolusi tinggi yang terperinci di galaksi satelit terkemuka ini yang akan memungkinkan kita untuk memeriksa strukturnya secara mendalam. Melacak sejarah pembentukan bintangnya dan membandingkan apa yang kita lihat dengan teori-teori pembentukan dan evolusi galaksi," kata Smercina. "Kami sudah menemukan kejutan."
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR