Kebanyakan netizen Indonesia pasti tahu situs atau candi suku Maya. Suku Maya sendiri merupakan suku yang secara teori sudah punah.
Diperkirakan pada 250-1000 SM, suku Maya sudah ada membuat peradaban di Semenanjung Yucatan, negara bagian Meksiko saat ini. Situs Maya sendiri diyakini sudah ada sejak 500 SM yang ditemukan di Chichen Itza.
Ciri khas candi Maya ialah bangunan seperti piramida namun pucuknya terpancung alias tumpul dengan nama El Castilo. Uniknya situs Maya di atas identik dengan candi Sukuh, Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia.
Namun rupanya situs Maya di Chichen Itza rupanya belum sepenuhnya tereksplorasi. Hal ini diketahui dari citra infra merah baru-baru ini bahwa ada sebagian besar situs Maya masih terkubur di dalam tanah.
"Ahli geologi di Guatemala utara telah menemukan situs Maya besar yang membentang sekitar 650 mil persegi (1.700 kilometer persegi) dan berasal dari periode Praklasik Tengah dan Akhir (kira-kira 1000 SM hingga 250 SM).
Temuan ini merupakan hasil survei udara yang dilakukan para peneliti melalui pesawat terbang menggunakan lidar (deteksi dan jangkauan cahaya), di mana laser dipancarkan dan cahaya yang dipantulkan digunakan untuk membuat citra lanskap dari udara. Teknologi ini sangat bermanfaat di area seperti hutan hujan di Cekungan Karst Mirador-Calakmul Guatemala, di mana laser dapat menembus kanopi pohon yang tebal.
Dengan menggunakan data dari pemindaian, tim mengidentifikasi lebih dari 1.000 permukiman yang tersebar di wilayah tersebut, yang saling terhubung dengan jalan lintas sepanjang 100 mil (160 kilometer) yang kemungkinan besar dilalui suku Maya dengan berjalan kaki. Mereka juga mendeteksi sisa-sisa beberapa platform besar dan piramida, bersama dengan kanal dan waduk yang digunakan untuk pengumpulan air, menurut penelitian yang diterbitkan 5 Desember di jurnal Ancient Mesoamerica .(terbuka di tab baru)," jelas Live Science.
Ross Ensley dari Institute for Geological Study of the Maya Lowlands di Houston menduga situs yang belum tereksplorasi itu menyimpan lagi sebagian besar rahasia suku Maya.
"Suku Maya menetap di [kawasan ini] karena memiliki perpaduan yang tepat antara dataran tinggi untuk pemukiman dan dataran rendah untuk pertanian. Dataran tinggi menyediakan sumber batu kapur, bahan bangunan utama mereka, dan lahan kering untuk hidup. Dataran rendah sebagian besar merupakan rawa musiman , atau bajos , yang menyediakan ruang untuk pertanian lahan basah serta tanah yang kaya organik untuk digunakan dalam pertanian terasering," ungkapnya.
Kini peneliti dan arkeolog sedang mencari izin untuk mengeksplorasi bagian-bagian yang tersembunyi tersebut.
Penulis | : | Sosok.id |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR