Nationalgeographic.co.id—Bangsa Celtic Kuno dikenal karena kebudayaannya yang unik. Dalam hierarki sosial, pembagian kelas menjadi bagian yang tak lepas dari histori mereka jauh sebelum masehi.
Penguasa akan bertanggung jawab sepenuhnya atas rakyatnya. Tentu, untuk memberi kesejahteraan, penguasa Celtic adalah orang yang kaya raya. Di satu sisi, penguasa yang kaya juga wajib mengadakan pesta besar-besaran.
Pada acara-acara pesta besarlah, status sosial dalam hierarki bangsa Celtic akan melekat pada persoalan pengaturan tempat duduk. Sebagaimana penulis Yunani, Poseidonius (hidup sekitar 135-51 SM) dalam bukunya Histories, menulis bahwa:
"…mereka duduk dengan (membentuk) lingkaran dengan orang paling berpengaruh (akan duduk) di tengah, dia yang terhebat dalam keterampilan perang, bangsawan keluarga atau orang-orang elit kaya. Di sampingnya duduk tuan rumah dan di kedua sisi mereka yang lain dalam urutan perbedaan."
Peralatan makan adalah area lain untuk memamerkan status sosial, terutama cangkir minum, wadah untuk menyajikan anggur, dan kuali untuk menyajikan makanan.
Banyak dari barang-barang ini diimpor dari budaya tetangga sehingga tuan rumah dapat memamerkan kekayaan mereka dan keahlian unggul dari barang-barang langka dan eksotis ini.
"Penggunaan benda-benda ini terkadang ditentukan oleh status sosial para hadirin (pesta)," tulis Mark Cartwright kepada World History dalam artikelnya berjudul Ancient Celtic Society yang diterbitkan pada 26 Maret 2021.
Beberapa tankard (gelas tinggi untuk meminum bir), misalnya, dirancang untuk minum bersama di mana urutan peminum akan ditentukan dengan baik.
Bahkan makanan itu sendiri adalah bagian dari tampilan sosial karena hanya tamu yang paling senior yang diizinkan mendapatkan potongan daging terbaik dengan rasanya yang lezat dari hewan ternak yang berkualitas.
"Daging terbaik dari semuanya adalah sepotong yang dipotong dari paha dan disediakan untuk hadiah prajurit terhebat," tambahnya.
Baca Juga: Raja dan Ambactus dalam Hierarki Sosial Masyarakat Celtic Kuno
Source | : | World History |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR