Profesor Anders Götherström di Center for Palaeogenetics, yang merupakan ilmuwan senior dalam penelitian ini, mengatakan, menariknya, puncak leluhur non-lokal selama periode Viking sementara lebih rendah sebelum dan sesudahnya.
"Penurunan tingkat leluhur eksternal saat ini menunjukkan bahwa migran zaman Viking memiliki lebih sedikit anak, atau entah bagaimana secara proporsional berkontribusi lebih sedikit pada kumpulan gen daripada orang-orang yang sudah berada di Skandinavia," katanya.
Namun penemuan baru adalah sejarah kumpulan gen Skandinavia utara. Ada komponen genetik di Skandinavia utara yang langka di Eropa tengah dan barat, dan para ilmuwan dapat melacak komponen ini di Skandinavia utara selama 1000 tahun terakhir.
Baca Juga: Arkeolog Menggali Sisa-Sisa Struktur Zaman Viking Berusia 1.000 Tahun
Baca Juga: Kehidupan Sosial Bangsa Viking, Perempuan Menikah Umur 12 Tahun
Baca Juga: Jejak Keganasan Bangsa Viking Menjadi Tentara Bayaran Bizantium
Baca Juga: Kisah Bangsa Viking yang Kejam di Laut, Pernah Menaklukan Rusia
Baca Juga: Hiburan Paling Brutal Sepanjang Sejarah, dari Viking hingga Romawi
"Kami menduga bahwa ada kronologi ke kumpulan gen Skandinavia utara, dan itu memang membuktikan bahwa masuknya keturunan Uralic yang lebih baru ke Skandinavia menentukan sebagian besar kumpulan gen utara," kata Varela.
"Tetapi jika baru-baru ini, relatif demikian. Misalnya, kita tahu bahwa nenek moyang Uralik ini ada di Skandinavia utara sejak periode Viking akhir."
Untuk diketahui, studi ini didasarkan pada sejumlah situs arkeologi Swedia yang terkenal. Misalnya, ada genom dari kapal perang abad ke-17 Kronan, dari penguburan perahu periode Viking dan Vendel di danau Mälaren Valley, dan dari benteng cincin periode migrasi Sandby borg di Öland.
"Kami sedang mengerjakan sejumlah studi kecil di situs arkeologi yang berbeda. Dan pada titik tertentu, masuk akal untuk menggabungkannya ke dalam studi yang lebih besar tentang pengembangan kumpulan gen Skandinavia," kata Götherström.
Source | : | Cell,Stockholm University |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR