Nationalgeographic.co.id—Sebuah “pulau baru” muncul di permukaan laut di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. Pulau ini muncul setelah terjadinya gempa kuat M 7,5 yang mengguncang wilayah tersebut pada 10 Januari 2023.
Fenomena tersebut mengakibatkan seluruh masyarakat Desa Teinaman panik dan takut. Bahkan, mereka memilih untuk sementara waktu mengungsi.
Namun, menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, peristiwa semacam ini merupakan fenomena alam biasa yang dikenal dengan istilah kemunculan gunung lumpur yang populer disebut sebagai “mud volcano”. Gunung lumpur (mud volcano) ini terkadang muncul di permukaan beberapa saat pasca terjadinya gempa kuat.
"Secara fisis, tekanan di dalam lapisan kulit Bumi terakumulasi ketika cairan dan gas bawah tanah tidak dapat keluar akibat terjebak dalam lapisan sedimen. Material lunak ini terperangkap yang kemudian dapat menjadi overpressure jika ditekan oleh gaya tektonik atau karena adanya masukan guncangan gempa kuat sebagai ‘input motion’," papar Daryono.
Gempa memberi tekanan lebih pada lapisan plastis di bawahnya. Saat tekanan di lapisan yang lebih dalam mengendur, tekanan menyebar ke luar.
Gunung lumpur yang disebut sebagai "pulau baru" ini akhirnya terbentuk ketika cairan dan gas dalam Bumi menemukan jalan keluar ke permukaan. Cairan dan gas ini keluar melalui rekahan batuan yang terbentuk akibat guncangan gempa kuat.
Baca Juga: Batuan Gunung Padang: Berkat Vulkanik Gunung Purba dan Sesar Cimandiri
Baca Juga: Gunung Api Tonga Menimbulkan Gelombang Hampir Secepat Kecepatan Suara
Baca Juga: Studi Terbaru: Longsoran Anak Krakatau pada 2018 Mampu Mengubur London
Selanjutnya material lunak ini secara perlahan bergerak ke atas rekahan, membawa material lumpur membentuk gunungan lumpur. Namun begitu, umumnya “pulau baru” ini akan hilang dengan sendirinya.
Fenomena kemunculan “pulau baru” pascagempa semacam ini pernah terjadi beberapa kali di seluruh dunia. Berikut ini beberapa di antaranya, seperti yang dicatat oleh Daryono:
1. Gempa Ormara, Makran, berkekuatan M 8,1 pada 28 November 1945
2. Gempa Niikappu, Jepang, berkekuatan M 8,6 pada 4 Maret 1952
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR