Nationalgeographic.co.id - Dalam mitologi Yunani, Heracles adalah salah satu dari sedikit manusia yang diangkat menjadi dewa oleh Zeus, raja para dewa. Orang Yunani kuno secara luas menganggap Heracles sebagai pahlawan terhebat. Menurut sumber-sumber kuno, Aleksander Agung bahkan meniru semua prestasi pahlawan mitologi itu. Dorongan penaklukan penguasa Makedonia yang tidak pernah berakhir sebagian dapat dikaitkan dengan ketertarikannya pada sosok Heracles. Jika ditelisik lebih lanjut, dewa Yunani kuno Heracles dan Aleksander Agung memiliki beberapa kemiripan.
Asal-usul Heracles
“Heracles lahir dari perselingkuhan Zeus dengan wanita fana Alcmene,” tulis IIias Luursema di laman The Collector. Dewi Hera, istri Zeus, menganggap Heracles sebagai saksi hidup dari perselingkuhan suaminya. Oleh karena itu, dia mengirim dua ular raksasa ke kamar tidur Heracles ketika dia masih kecil. Heracles, melihat reptil merayap ke dalam ruangan, tidak takut. Dia meraih ular di masing-masing tangan dan mencekik mereka sampai mati.
Potensi Heracles tidak luput dari perhatian. Selama masa mudanya, beberapa mentor hebat melatihnya dalam seni perang. Sebut saja Eurytus, raja kota Oechalia, dan Abderus, putra dewa Hermes.
Bertahun-tahun kemudian, sebagai seorang pemuda, Heracles memainkan peran penting dalam mempertahankan kampung halamannya di Thebes. Atas keberanian sang pahlawan, raja setempat menghadiahkan Heracles dengan memberinya izin untuk menikahi putrinya, Megara. Heracles menikahi sang putri dan keduanya memiliki keturunan. Selama beberapa tahun, sang pahlawan hidup tenang bersama keluarganya.
Kehidupan damai yang dijalani oleh Heracles rupanya tidak berlangsung lama. Hera yang sakit hati akan perselingkuhan Zeus rupanya tidak melupakannya. Dia menggunakan kekuatannya untuk menimbulkan kegilaan pada Heracles, menyebabkan dia membunuh istri dan anak-anaknya.
Diatasi dengan kesedihan dan penyesalan karena membantai keluarganya, Heracles mencari peramal Delphi. Peramal memberi tahu sang pahlawan bahwa dia bisa menebus dosa-dosanya dengan melayani Eurystheus, raja Tyrins, selama sepuluh tahun.
Di Tyrins, Eurystheus memberi tahu Heracles bahwa dia akan memberinya sepuluh tugas, satu tugas untuk setiap tahun sang pahlawan akan mengabdi padanya. Sepuluh tahun sudah dilalui, Hera pun berbuat curang. Ia menambah dua pekerjaan lagi untuk Heracles.
Hera tampaknya masih belum puas juga, ia terus mengirim “petualangan-petualangan” bagi Heracles. Petualangan yang terakhir adalah ketika Heracles berhadapan dengan centaur Nessus. Sebelum Nessus mati akibat panah sang pahlawan, ia sempat menjebak Heracles dengan darahnya yang dapat merobek daging.
Menyadari bahwa ajalnya sudah dekat, Heracles membangun makam untuk dirinya. Zeus pun tidak tinggal diam saat menyaksikan kematian putranya itu. Atas kegigihan Heracles, ia dijadikan dewa dan diberi tempat di Olympus.
Hubungan Heracles dan Aleksander Agung di Makedonia
Selama masa Aleksander Agung, Heracles disembah di seluruh kerajaan Makedonia sebagai dewa keberanian, kekuatan militer, dan keunggulan fisik. “Dia juga dewa penjaga pemuda dan pemburu,” ungkap Luursema.
Sebagai anggota dinasti Argead, Aleksander menelusuri silsilahnya kembali ke Temenus, cicit Heracles. Putra Temenus adalah Karanos, pendiri mitos kerajaan Makedonia.
Ketika Aleksander menjadi raja pada tahun 336 Sebelum Masehi, tanggung jawabnya termasuk memimpin upacara keagamaan yang didedikasikan untuk Heracles. Koin dan pahatan pemerintahan Aleksander biasanya menggambarkan raja mengenakan kulit singa, meniru Heracles. Sedangkan senjata Heracles—gada dan anak panah—juga muncul dalam mata uang zaman itu.
Keinginan untuk meniru prestasi Perseus dan Heracles
“Aleksander juga sebagian didorong oleh keinginan untuk meniru Perseus dan Heracles, dari keduanya dia menelusuri keturunannya,” ungkap penulis dari Yunani kuno Arrian di Anabasis of Aleksander.
Selama penaklukannya, Aleksander tidak menghentikan praktik mengadakan upacara keagamaan atas nama Heracles.
Baca Juga: Temuan Patung Heracles Tanpa Kepala di Kota Kuno Aizanoi, Turki
Baca Juga: Bagaimana Aleksander Agung, Raja Makedonia, Bisa Menjadi Firaun Mesir?
Baca Juga: Mitologi Yunani: Kekuatan Hercules Buat Gurunya Sendiri Mati Tragis
Pada tahun 335 Sebelum Masehi, Aleksander berkorban kepada dewa setelah menghancurkan kubu pemberontak di dekat Sungai Danube. Setahun kemudian, ketika tentara raja Makedonia menyeberangi Hellespont untuk menyerang Kekaisaran Persia, dia memastikan untuk meminta bantuan Heracles. Sekali lagi, raja Makedonia itu mengurbankan hewan atas namanya.
“Suatu hari mereka akan melintasi batas-batas yang ditetapkan oleh Heracles dan Dionysus untuk menaklukkan tidak hanya orang Persia tetapi semua ras di bumi,“ tulis Curtius, di Historiae Alexandri Magni. Hal ini diungkapkan oleh Aleksander ke anak buahnya dalam pertempuran Issus pada 335 Sebelum Masehi. Itu adalah pertempuran besar kedua sang raja melawan Kekaisaran Persia.
Menurut sejarawan Yunani kuno Arrian, beberapa penyanjung Aleksander secara terbuka membandingkannya dengan Heracles. Ini kemudian menimbulkan kebencian di antara pengikut lainnya.
Juga, seorang rekan bernama Anaxarchus menyarankan agar orang Makedonia harus menyembah Aleksander alih-alih Heracles. Ini mendorong rekan lain bernama Callisthenes untuk mengingatkan Anaxarchus bahwa Heracles pun tidak disembah saat dia masih hidup.
Heracles dan Pengepungan Tirus
Kota Tirus terletak di sebuah pulau kecil di lepas pantai Lebanon saat ini. Kota itu memiliki tembok yang kokoh dan hanya bisa dicapai dengan kapal. Pendudukan kota ini membutuhkan operasi pengepungan yang paling sulit dalam hidup Aleksander.
Pertama, Aleksander memerintahkan pembangunan jembatan untuk menghubungkan daratan ke Tirus. Serangan Tirus menghambat proses konstruksi. Maka orang Makedonia menggunakan menara pengepungan dan angkatan lautnya untuk melindungi para pekerja. Orang Makedonia terus membangun, dan setelah berbulan-bulan bekerja, jembatan itu selesai.
Sesaat sebelum dia memerintahkan penyerangan yang akhirnya akan merebut Tirus, Aleksander bermimpi Heracles menyambutnya di kota. Karena mimpi itu, anak buahnya diperintahkan untuk tidak menyentuh semua orang Tirus yang mencari perlindungan di kuil Melqart. Kuil itu diasosiasikan oleh orang Yunani dengan Heracles.
Menariknya, sebelum pengepungan Tirus, Aleksander meminta orang Tirus untuk mengizinkannya mempersembahkan kurban ke Melqart. Ia pun mengeklaim akan menyelamatkan orang Tirus dan kota mereka. “Namun Tirus menolak permintaan Aleksander, maka pengepungan dimulai,” ujar Luursema.
Pada hari tembok runtuh, pasukan Makedonia membanjiri kota. Pembantaian terjadi dan hampir seluruh penduduk kota ditombak. Perintah Aleksander dipatuhi oleh tentaranya, warga yang melarikan diri ke kuil diampuni.
Setelah menguasai kota, Aleksander mempersembahkan kurban kepada Heracles. Mereka mengadakan pawai seremonial atas nama dewa.
Mengalahkan Heracles di Batu Aornus
Empat tahun setelah pengepungan Tirus, Aleksander menaklukkan Kekaisaran Persia dan melakukan serangan militer di anak benua India.
Di pegunungan Pakistan modern, anggota suku menggagalkan gerak maju Aleksander. Tidak mau menghadapi tentara Makedonia secara langsung, mereka mencari perlindungan di gunung setinggi 1.500 meter, yang secara lokal dikenal sebagai “Batu Āvarana”.
Ini mirip dengan petualangan Heracles saat mengepung Aornus Rock. Menurut cerita, gempa bumi memaksa sang pahlawan mundur. Penduduk setempat memberi tahu orang Makedonia kisah serupa tentang dewa yang gagal menangkap batu itu.
Apakah kali ini ia akan mengikuti jejak pahlawannya? Justru sebaliknya, Aleksander bertekad untuk mengalahkan Heracles.
“Aleksander juga diliputi oleh keinginan yang kuat untuk merebut gunung ini, terutama karena legenda yang beredar tentang Heracles,” tulis Arrian.
Seorang penduduk setempat yang mengetahui daerah tersebut, menunjukkan kepada orang Makedonia jalan terbaik untuk mendaki gunung yang curam. Namun, pasukan Aleksander membutuhkan waktu berhari-hari untuk mendaki medan berbatu ke puncak. Untuk melintasi jurang besar, mereka harus membangun jembatan sementara anggota suku melempari mereka dengan misil dan batu dari atas.
Setelah jembatan akhirnya dipasang, orang Makedonia menyerang kamp di puncak. Anggota suku pun membiarkan Aleksander menguasai gunung itu.
Kemiripan antara Heracles dan Aleksander Agung
Kisah Aleksander dan Heracles memiliki banyak kesamaan. Di masa muda mereka, keduanya dibimbing oleh individu yang paling luar biasa. Aristoteles adalah guru Aleksander, sedangkan Heracles memiliki banyak guru, yang paling terkenal adalah centaur Chiron yang bijaksana. Heracles menyelesaikan 12 tugas yang menantang dan kemudian melanjutkan petualangannya. Aleksander menaklukkan sebagian besar dunia yang dikenal dan kemudian berkelana melampaui batasnya ke India.
Atas kerja kerasnya, Heracles dijadikan dewa, sedangkan Aleksander sendiri jadi dewa bagi orang-orang yang ditaklukkannya.
Dengan mengakhiri Kekaisaran Persia dan menyebarkan Hellenisme ke seluruh Asia, Aleksander menjadi pahlawan di mana dunia Helenistik akan berputar. Karena dia mengagumi Heracles, para penguasa akan mengagumi Aleksander selama berabad-abad yang akan datang.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR