Nationalgeographic.co.id—Semenjak pandemi covid-19, masker sangat umum digunakan di masyarakat. Tidak hanya membantu mengendalikan covid-19, namun juga menjadi bagian dari gaya hidup.
Akan tetapi, studi baru dari University of Queensland (UQ) justru menemukan bahwa pemakaian masker dapat berdampak pada penurunan kinerja kognitif dan pemecahan masalah.
Temuan tersebut telah diterbitkan secara daring di Proceedings of the National Academy of Sciences belum lama ini. Makalah tersebut dipublikasikan dengan judul "The effect of masks on cognitive performance."
"Penggunaan masker wajah telah menjadi respons utama terhadap pandemi covid-19 di hampir setiap negara. Namun, meskipun masker digunakan secara luas di ruang kelas dan kantor di seluruh dunia, hampir tidak ada yang diketahui tentang pengaruhnya terhadap kinerja kognitif," tulis peneliti.
"Saat ini belum ada penelitian besar tentang dampak pemakaian masker pada masyarakat umum," kata David Smerdon dari UQ's School of Economics.
"Menggunakan eksperimen alami, saya menunjukkan bahwa kewajiban memakai masker memiliki efek kausal negatif pada kinerja kognitif pemain catur kompetitif."
Ia menganalisis hampir tiga juta gerakan catur yang dimainkan oleh lebih dari delapan ribu orang di 18 negara sebelum dan selama pandemi covid-19.
"Saya menganalisis kualitas hampir 3 juta gerakan catur yang dimainkan oleh 8.531 individu (usia 5–98 tahun) di 18 negara sebelum dan selama pandemi," katanya.
Ia menemukan bahwa mengenakan masker secara substansial mengurangi kualitas rata-rata keputusan pemain. Masker dapat menyebabkan penurunan kinerja, tetapi beberapa orang beradaptasi dengan gangguan tersebut dari waktu ke waktu.
"Penurunan kinerja lebih disebabkan oleh gangguan yang disebabkan oleh masker daripada mekanisme fisiologis, tetapi orang beradaptasi dengan gangguan tersebut dari waktu ke waktu," kata Smerdon.
"Data menunjukkan penggunaan masker lebih cenderung menurunkan kinerja dalam situasi di mana ada tugas mental yang berat dengan beban memori kerja yang tinggi."
Menurutnya, ini adalah sesuatu yang perlu diingat untuk pekerjaan di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika STEM serta profesi lain yang menuntut memori kerja tingkat tinggi seperti juru bahasa, pemain, pelayan, dan guru.
Smerdon yang merupakan Grandmaster catur Australia, mengatakan meskipun mandat masker telah membantu mengekang penyebaran covid-19, hampir tidak ada yang diketahui tentang dampaknya terhadap kinerja kognitif.
Baca Juga: Alasan Kompleks Ledakan Amarah Anak-anak saat Bermain Gim Digital
Baca Juga: Konsentrasi Menurun Akibat Kurang Tidur, Mengapa Bisa Begitu?
Baca Juga: Tak Perlu Diminum, Menghirup Aroma Kopi Juga Bisa Mempertajam Otak
Baca Juga: Merasa Seperti Sedang Diawasi Seseorang? Inilah Penjelasan Ilmiahnya
"Catur dapat memberi kita wawasan karena membutuhkan perhitungan, memori, pemecahan masalah dan pengenalan pola dan telah digunakan secara luas dalam psikologi, ilmu saraf dan ekonomi untuk mengukur perubahan kinerja kognitif."
Studi Smerdon menemukan bahwa walaupun pemakaian masker berdampak negatif pada permainan catur, efeknya mereda setelah empat hingga enam jam bermain.
“Hasilnya menunjukkan bahwa efek masker mungkin bergantung pada jenis tugas, durasi tugas, dan beban memori kerja,” katanya.
Smerdon mengatakan memahami dampak pemakaian masker pada pengambilan keputusan dapat membantu individu dan organisasi mengevaluasi dengan lebih baik kapan dan bagaimana menggunakannya.
"Misalnya, pembuat kebijakan pendidikan mungkin perlu mempertimbangkan efek masker yang mengganggu saat merancang kondisi ujian untuk mengatasi kekhawatiran tentang kesehatan dan keadilan siswa," katanya.
Source | : | PNAS,University of Queensland |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR