Nationalgeographic.co.id—Salah satu tokoh yang diidolakan Soekarno adalah Abraham Lincoln. Ia merupakan salah satu pemimpin terbesar dalam sejarah perkembangan negeri Paman Sam.
Namun, di balik kisah-kisah besar yang menyelimuti personanya, Abraham Lincoln juga dikenal sebagai sosok iseng. Prankster, mungkin lebih tepat disematkan sebagaimana bahasa kekinian.
Mengutip dari tulisan Haleema Syah kepada Smithsonian Magazine, ia menulis artikel berjudul "When Abraham Lincoln Played Prankster-in-Chief" (2019) yang berisi tentang kehidupan Lincoln yang iseng.
Penggambaran populer presiden ke-16, seperti dalam film Lincoln tahun 2012 karya Steven Spielberg, menggambarkannya sebagai pemimpin yang berhati baik, agung, dan sering kali melankolis. Namun, masa remajanya jauh berbeda.
Tumbuh dewasa, penampilan canggung Lincoln membuatnya menjadi bahan lelucon. Namun, siapa sangka jika tingkah lakunya yang sederhana, ketika masih berusia remaja, Lincoln adalah seseorang yang iseng.
Dalam satu momen yang dikisahkan Stephan Roget, Abraham Lincoln menjadi terkenal di sebuah hotel karena membiarkan anak laki-laki yang sedang bermain di sana melakukan banyak kenakalan.
Roget mengisahkan kisah itu kepada Cracked dalam sebuah artikel berjudul "6 True Abraham Lincoln Stories Too Crazy For History Class" yang diterbitkan pada 27 November 2017.
Pada momen tersebut, Lincoln meyakinkan kepada anak-anak itu untuk melemparkan kandung kemih babi yang telah terisi angin (balon yang unik dari abad ke-19) ke perapian untuk membuatnya menjadi fantastis.
Kandung kemih babi yang telah ditiup oleh anak-anak selayaknya balon itu diminta Lincoln untuk dilemparkan ke perapian hotel. Sebagaimana anak-anak diyakinkan oleh orang dewasa, mereka dengan mudahnya menjadi antusias.
Kotoran dan gas dalam kandung kemih babi bereaksi fantastis—sebagaimana yang dikatakan Lincoln kepada anak-anak—dan itu menjadi lelucon yang mengerikan. Seketika, suara ledakan terdengar ketika anak-anak itu melemparnya ke perapian.
Sesuatu yang fantastis yang sebenarnya tidak pernah dibayangkan oleh anak-anak itu. Seketika mereka ketakutan dan lari menyelamatkan diri. Hanya ada Lincoln yang harus bertanggung jawab atas lelucon mengerikannya.
Source | : | cracked.com,Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR