Informasi tentang bahaya mengonsumsi minuman energi secara sembarangan tentunya sudah banyak beredar, dan rasanya Anda pernah membacanya juga bukan?
Namun, pernahkan Anda membayangkan jika harapan untuk menambah tenaga dengan menenggak minuman tersebut justru bisa memicu kehancuran pada tubuh.
Sebab, faktanya, seorang pria asal Amerika Serikat harus kehilangan rahangnya usai mengonsumsi minuman energi.
(Kisah Pria Kaya yang Mati Mengenaskan Karena Minum Obat Radioaaktif, Rahangnya Sampai Lepas)
Dilansir dari allthatsinteresting.com, Sabtu (28/1/2023), pria tersebut sebenarnya memilih untuk mengonsumsi minuman tersebut untuk membantu perawatan lengannya yang cedera.
Hanya saja, yang terjadi justru sebuah kehancuran pada tubuh yang benar-benar mengerikan akibat jumlah radioaktif yang terlalu banyak di dalam tubuhnya.
Melansir Intisari, Sabtu (28/1/2023), pada 1920-an, minuman ini memang dikenal sebagai sebuah minuman ajaib.
(Mengenal 'Obat Ajaib' yang Menghancurkan Rahang Peminumnya)
Minuman yang juga dikenal dikenal sebagai "radioaktif tonik" ini dijual di toko-toko obat di seluruh Amerika Serikat.
Mereka dijual sebagai obat yang dapat meningkatkan metabolisme, meningkatkan daya tahan, dan meningkatkan kesehatan umum.
Minuman ini dibuat dengan menambahkan partikel radioaktif seperti radium dan thorium ke dalam minuman.
Partikel ini diharapkan dapat menembus dinding sel dan memberikan energi langsung ke dalam tubuh.
Pada saat itu, seperti dilansir dari theconversation.com (29/1/2023), ilmu pengetahuan tentang radiasi masih sangat terbatas dan tidak ada yang mengetahui efek jangka panjang dari minum minuman radioaktif.
Itulah yang membuat minuman ini tetap populer dan dijual dengan laris sampai tahun 1930-an.
Hingga pada akhirnya, minuman ini dilarang setelah ditemukan bahwa partikel radioaktif dapat menyebabkan kanker dan kerusakan organ lain. Termasuk pada sosok pria yang harus kehilangan rahangnya tadi.
Sekarang, minuman yang dikenal sebagai "energi" hanyalah minuman yang mengandung kafein dan suplemen vitamin, tanpa kandungan partikel radioaktif.
Namun, perlu diingat bahwa meski dianggap mengandung zat yang lebih aman, Anda harus tetap bijak dalam mengonsumsinya.
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR