Partikel ini diharapkan dapat menembus dinding sel dan memberikan energi langsung ke dalam tubuh.
Pada saat itu, seperti dilansir dari theconversation.com (29/1/2023), ilmu pengetahuan tentang radiasi masih sangat terbatas dan tidak ada yang mengetahui efek jangka panjang dari minum minuman radioaktif.
Itulah yang membuat minuman ini tetap populer dan dijual dengan laris sampai tahun 1930-an.
Hingga pada akhirnya, minuman ini dilarang setelah ditemukan bahwa partikel radioaktif dapat menyebabkan kanker dan kerusakan organ lain. Termasuk pada sosok pria yang harus kehilangan rahangnya tadi.
Sekarang, minuman yang dikenal sebagai "energi" hanyalah minuman yang mengandung kafein dan suplemen vitamin, tanpa kandungan partikel radioaktif.
Namun, perlu diingat bahwa meski dianggap mengandung zat yang lebih aman, Anda harus tetap bijak dalam mengonsumsinya.
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR