Semua kota itu memakai nama pendirinya. Pasukannya yang tak terbendung akhirnya menghentikan gerak maju mereka di India. Di sanalah kuda setia Aleksander - Bucephalus - mati, dan di mana rekannya membangun kota untuk menghormatinya.
Aleksander Agung menjadi legenda
Aleksander Agung tidak pernah kalah dalam pertempuran, meskipun dia sering berhadapan dengan kematian. Seperti saat dia terluka parah saat menyerbu benteng di India. Meski ditembak di paru-paru dengan panah, Aleksander terus berjuang. Kegigihannya menginspirasi para prajurit yang menyelamatkan komandan mereka.
Aleksander juga berbagi kesulitan dengan pasukannya saat melakukan serangan militer. Saat melintasi gurun Grosian yang luas, dia menghadapi semua masalah, kelaparan, dan kekurangan air bersama anak buahnya.
Maka tidak mengherankan jika semua pemimpin militer yang hebat, dari Hannibal, Caesar hingga Napoleon dan Patton, mengagumi Aleksander Agung. Mereka menganggapnya sebagai panutan.
Bagaimanapun, pencapaian Aleksander Agung mengubah arah sejarah. Secara tidak langsung, ia membuka jalan bagi kebangkitan Kekaisaran Romawi, penyebaran agama Kristen, dan pemerintahan Bizantium selama berabad-abad.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR