Nationalgeographic.co.id—Aleksander Agung, tanpa diragukan lagi, adalah salah satu tokoh paling ikonik sepanjang sejarah. Prestasinya melegenda dan terus diingat bahkan hingga zaman modern. Setelah mewarisi Kerajaan Makedonia dari ayahnya, Philip II, raja muda itu mempersatukan seluruh Yunani.
Ia memulai serangan militernya ke Persia. Hanya dalam beberapa tahun, sang penakluk muda menggulingkan Kekaisaran Achaemenid, memimpin pasukannya ke ujung dunia yang dikenal. Hasilnya adalah sebuah Kerajaan besar yang membentang dari Yunani dan Mesir sampai ke India.
Sementara Aleksander Agung meninggal muda, dan kerajaannya runtuh dalam perang Diadochi, dia meninggalkan warisan abadi. Itu adalah dunia Helenistik, yang pengaruhnya masih kita rasakan sampai sekarang. Daftar pencapaian Aleksander Agung, sang legenda dari Makedonia, bisa disimak di sini.
Aleksander menyatukan Yunani kuno
Setelah pembunuhan Phillip II pada tahun 336 Sebelum Masehi, Aleksander akhirnya menjadi raja Makedonia. Penguasa baru baru berusia 20 tahun. “Usia muda tidak menghentikan Aleksander Agung untuk memulai kampanye militer pertama yaitu penaklukan negara-kota Yunani,” ungkap Vedran Bileta di laman The Collector.
Raja muda itu sadar bahwa hanya bersatu, dunia Yunani dapat menghadapi musuh bebuyutannya – Kekaisaran Achaemenid. Memimpin tentara Makedonia yang terlatih dan disiplin serta kavaleri pendamping elite, Aleksander bergerak melawan negara-kota Yunani terkemuka di Thebes.
Pada tahun 335 Sebelum Masehi, tentara Makedonia mengalahkan suku Theban dan meruntuhkan kota tersebut. Dengan seluruh Yunani bersatu di bawah satu panji, Aleksander berbelok ke timur, siap untuk menyerang Kekaisaran Persia.
Penakluk muda yang menggulingkan Kekaisaran Persia
Salah satu prestasi besar Aleksander adalah menaklukkan Kekaisaran Persia kuno. Orang Persia adalah “duri dalam daging” bagi orang Yunani kuno sejak perang Yunani-Persia pada abad kelima Sebelum Masehi.
Orang Yunani berhasil mempertahankan tanah air mereka, mencetak kemenangan yang menentukan di Pertempuran Marathon. Namun Perang Peloponnesia mencegah serangan apa pun di Asia.
Aleksander akhirnya mengambil inisiatif dan menginvasi Persia pada 334 Sebelum Masehi. Serangan militer ke Persia-nya penuh dengan pertempuran ikonik, seperti Granicus, Issus, dan terakhir, Gaugamela. Dalam setiap pertempuran, kepemimpinan dan strategi unggul sang penakluk muda menang.
Ini memungkinkan pasukannya untuk mengalahkan lebih banyak pasukan Persia dari Darius II. Kematian Darius menandai berakhirnya Kekaisaran Persia, membuat Aleksander mengendalikan wilayah yang luas itu.
Dia menciptakan dunia Helenistik
Kekaisaran Aleksander runtuh setelah kematian mendadak penguasanya pada tahun 323 Sebelum Masehi, dalam Perang Diadochi. “Namun, warisannya yang abadi—Dunia Helenistik—tetap ada, hidup lebih lama dari sang penakluk,” kata Bileta.
Pasukannya melakukan lebih dari sekadar menaklukkan. Mereka juga menyebarkan gagasan dan kebiasaan Yunani selama kemajuan mereka ke arah timur. Tentara Yunani menikahi wanita setempat, menciptakan inti dari budaya mélange yang mempesona.
Peristiwa ini berujung pada terciptanya peradaban Helenistik. Dari Yunani hingga India, ahli waris Aleksander memerintah kerajaan Helenistik, membangun kota, melindungi seni, dan bertukar ide, pengetahuan, dan orang.
Namun, kesuksesan yang paling signifikan adalah hellenisasi Kekaisaran Romawi. Kesuksesan tersebut memastikan bahwa warisan Aleksander dipertahankan hingga saat ini.
Aleksander menciptakan salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah
Di atas abu Kekaisaran Achaemenid, Aleksander membangun kerajaannya sendiri. Ia menciptakan wilayah yang sangat luas yang mencakup tiga benua—Eropa, Asia, dan Afrika. Salah satu wilayah terpenting adalah Mesir, yang ditaklukkan Aleksander Agung pada awal kampanye Persia, dan di mana dia mendapat gelar firaun.
Di Mesirlah Aleksander meletakkan dasar untuk ibu kota kerajaannya yang luas—Alexandria-ad-Aegyptum. Setelah mendirikan kota metropolitan pertama di dunia, Aleksander mendirikan beberapa kota lagi dalam perjalanannya menuju India.
Baca Juga: Kemiripan antara Dewa Yunani Kuno Heracles dan Aleksander Agung
Baca Juga: Peran Penting Kuda-Kuda Milik Aleksander Agung hingga Kaisar Hadrian
Baca Juga: Bagaimana Aleksander Agung, Raja Makedonia, Bisa Menjadi Firaun Mesir?
Baca Juga: Ketika Agama Jadi Senjata Rahasia Aleksander Agung Menaklukkan Dunia
Semua kota itu memakai nama pendirinya. Pasukannya yang tak terbendung akhirnya menghentikan gerak maju mereka di India. Di sanalah kuda setia Aleksander - Bucephalus - mati, dan di mana rekannya membangun kota untuk menghormatinya.
Aleksander Agung menjadi legenda
Aleksander Agung tidak pernah kalah dalam pertempuran, meskipun dia sering berhadapan dengan kematian. Seperti saat dia terluka parah saat menyerbu benteng di India. Meski ditembak di paru-paru dengan panah, Aleksander terus berjuang. Kegigihannya menginspirasi para prajurit yang menyelamatkan komandan mereka.
Aleksander juga berbagi kesulitan dengan pasukannya saat melakukan serangan militer. Saat melintasi gurun Grosian yang luas, dia menghadapi semua masalah, kelaparan, dan kekurangan air bersama anak buahnya.
Maka tidak mengherankan jika semua pemimpin militer yang hebat, dari Hannibal, Caesar hingga Napoleon dan Patton, mengagumi Aleksander Agung. Mereka menganggapnya sebagai panutan.
Bagaimanapun, pencapaian Aleksander Agung mengubah arah sejarah. Secara tidak langsung, ia membuka jalan bagi kebangkitan Kekaisaran Romawi, penyebaran agama Kristen, dan pemerintahan Bizantium selama berabad-abad.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR