"Grese sangat suka menyerang wanita di bagian payudara mereka dan memaksa gadis-gadis Yahudi untuk mengawasinya saat dia memperkosa narapidana lainnya," tambah Olga dalam memoarnya.
Dari banyak kesaksian penyintas kamp tahanan wanita di Auschwitz, Grese tak segan menyiksa para tahanannya dengan mencambuk mereka terus-menerus, atau menendang mereka dengan sepatu botnya yang sudah dipaku sampai para tahanan berdarah dibuatnya.
Baca Juga: Perang Usai, Kenapa 3.500 Prajurit Perang Dunia II Masih 'Berpatroli'?
Baca Juga: Insiden Mayerling: Tewasnya Putra Mahkota Bersama Gundiknya yang Picu Perang Dunia Pertama
Baca Juga: Benarkah Terompet Milik Firaun Tutankhamun Jadi Pemicu Perang Dunia?
Baca Juga: Menelisik Jejak Akhir Perang Dunia Kedua yang Berkecamuk di Balikpapan
Terdapat laporan lainnya tentang perilaku Grese yang lebih sadis. Ia dikabarkan memiliki sebuah penutup lampu yang terbuat dari kulit manusia, diperkirakan diambil dari tiga tahanannya yang tewas disiksa.
Ketika sekutu melepaskan cengkramannya dari Nazi, Irma Grese disebut "mulai panik." Grese yang semula dikenal kejam karena kerap menyiksa tahanan, berubah menjadi menyelamatkan dirinya sendiri.
Alhasil, Pada musim semi tahun 1945, Inggris akhirnya menangkap Grese, bersama dengan 45 orang Nazi lainnya. Grese mendapati dirinya dituduh telah melakukan kejahatan perang.
Setelah penangkapan itu, Grese mengaku tidak bersalah, tetapi kesaksian para saksi dan tahanan kamp Auschwitz yang selamat dari kegilaan Grese, membuatnya dihukum dan dijatuhi hukuman mati.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | All Thats Interesting |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR