Di Kreta, Zeus tumbuh dewasa, dan akhirnya menjadi kuat untuk menantang ayahnya. Pertama, Cronus diberi racun untuk memaksa penguasa Titan memuntahkan anak-anaknya yang dipenjara, dan sekarang Zeus memiliki kekuatan tempur untuk menantang para Titan.
Pasukan Zeus membengkak saat para Cyclops dan Hecatonchires dibebaskan dari Tartarus, dan dimulailah perang sepuluh tahun, Titanomachy.
Zeus membuat markasnya di Gunung Olympus, sementara para Titan berbasis di Gunung Othrys. Secara umum, para Titan lebih kuat, tetapi Zeus memiliki kelicikan di sisinya.
Baca Juga: Inilah Kehidupan Para Titan, Generasi Pertama Sebelum Dewa Yunani
Baca Juga: Inilah Atlas, Titan yang Dihukum Zeus Menopang Bumi dan Langit
Baca Juga: Selene, Dewi Bulan Memberikan Manusia Mimpi di Mitologi Yunani
Baca Juga: Perang Titan, Asal-usul Zeus Jadi Dewa Terkuat dalam Mitologi Yunani
Cronus sendiri tidak memimpin para Titan di medan perang, dan kehormatan ini diserahkan kepada Atlas yang lebih kuat dan lebih muda. Namun akhirnya, ramalan itu akan menjadi kenyataan karena para Titan dikalahkan.
Zeus sekarang memberikan hukuman kepada musuh-musuhnya, termasuk Cronus, dan di sebagian besar versi kisah tersebut, Cronus dipenjara selamanya di Tartarus. Meskipun dalam beberapa versi Cronus diampuni dan dijadikan raja Elysian Fields.
Di kota Athena, pada hari ke-12 di bulan Hekatombaion, diselenggrakan sebuah festival untuk menghormati Cronus yang disebut Kronia. Festival ini merupakan perayaan panen, dan mengindikasikan bahwa Cronus sebagai pelindung panen. Hal ini diyakini terjadi karena asosiasinya dengan Zaman Emas.
Sementara itu, dalam mitologi Romawi, Cronus diidentifikan dengan dewa Saturnus. Saturnus, jauh lebih banyak disembah oleh orang Romawi daripada dewa Cronus yang pernah ada. Bagi orang Yunani, Cronus dinilai sebagai Titan yang kejam, namun orang Romawi melihat Cronus lebih positif dan jauh lebih penting. Festival Saturnalia digelar untuk menghormati Saturnus dan terdapat kuil khusus pada Kerajaan Romawi.
Source | : | Greekmythology |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR