Adapun zat anorganik yang digunakan oleh alkemis Tiongkok kuno dalam produksi ramuan keabadian, yang paling terkenal adalah merkuri. Karena logam ini berbentuk cair pada suhu kamar, ia memesona para alkemis Tiongkok kuno.
Karena karakteristik merkuri yang unik ini, logam ini diyakini memiliki makna spiritual, dan dipandang sebagai kunci keabadian. Jadi, merkuri sering digunakan sebagai bahan ramuan keabadian Tiongkok kuno.
Selain merkuri, logam atau mineral tahan lama lainnya dengan sifat fisik yang unik, termasuk cinnabar dan batu giok dipercaya memberikan keabadian, dan dengan demikian juga digunakan dalam produksi ramuan tersebut.
Baca Juga: Jalan Berliku Kaisar Tiongkok Taizu untuk Meraih Takhta Putra Surgawi
Baca Juga: Alih-alih Hidup Kekal, Kaisar Qin Tewas karena Ramuannya Sendiri
Baca Juga: Kisah Kota Terlarang Tiongkok yang Kini Sudah Tidak Terlarang Lagi
Namun, merkuri juga merupakan zat yang sangat beracun, dan efek berbahayanya meliputi penurunan fungsi kognitif, masalah ginjal, kelemahan, dan kematian. Sayangnya, pengetahuan bahwa paparan merkuri merusak kesehatan seseorang tidak menghalangi beberapa orang paling kuat dalam sejarah Tiongkok untuk mencari keabadian melalui konsumsi ramuan keabadian sarat merkuri ini.
Terkait dengan ‘ramuan keabadian’ ini, pada tahun 2018 yang lalu, arkeolog Tiongkok berhasil menemukan pot perunggu yang berisi cairan. Diduga bahwa cairan tersebut adalah ramuan keabadian kuno. "Ada 3,5 liter cairan berwarna kuning transparan. Baunya seperti anggur," kata Shi Jiazhen, kepala Institut Peninggalan Budaya dan Arkeologi di kota Luoyang.
Ditemukan dari makam Dinasti Han Barat (202 SM hingga 8 M) di Luoyang, Provinsi Henan, Tiongkok tengah, sejumlah besar pot tanah liat bercat warna dan artefak perunggu digali dari makam seluas 210 meter persegi itu.
"Ini adalah pertama kalinya 'obat keabadian' mitos ditemukan di Tiongkok," kata Shi Jiazhen kepada Xinhua. "Cairan itu memiliki nilai penting untuk mempelajari pemikiran Tiongkok kuno dalam mencapai keabadian dan evolusi peradaban Tiongkok."
Menurut sumber sejarah, banyak kaisar dari berbagai dinasti Tiongkok menyerah pada efek negatif ramuan keabadian yang mereka konsumsi. Ini termasuk Kaisar Wuzong (Dinasti Song), Kaisar Jiajing (Dinasti Ming), dan Kaisar Yongzheng (Dinasti Qing).
Namun, Kaisar Tiongkok paling terkenal yang meninggal dengan meminum ramuan keabadian adalah Qin Shi Huang, kaisar pertama Tiongkok. Obsesi kaisar untuk mencapai keabadian terkenal dalam sejarah Tiongkok dan dicatat oleh sejarawan Tiongkok kuno.
Pada tahun 2002 dilaporkan bahwa lebih dari 36.000 slip (potongan kayu atau bambu yang dihubungkan satu sama lain dengan tali) ditemukan di sebuah sumur yang ditinggalkan di provinsi Hunan.
Beberapa dari slip ini mengungkapkan bahwa dekrit Qin Shi Huang untuk mencari ramuan keabadian mencapai bahkan perbatasan kerajaannya dan desa-desa paling terpencil di bawah pemerintahannya. Sebuah demonstrasi dari obsesi kaisar dengan pencarian ini, serta kemanjuran mesin birokrasi Qin.
Bagaimanapun, Qin Shi Huang tidak mencapai keabadian, beliau menyerah pada efek mematikan dari ramuan keabadiannya pada usia 49 tahun.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR