Permaisuri Kaisar Daoguang hampir tidak mengenakan riasan wajah atau pakaian mewah. Mereka sebagian besar menerapkan pola makan vegetarian dan hanya makan enak pada hari libur besar atau acara penting.
Daoguang menyimpan banyak barang di gudang kekaisaran. Jika tidak digunakan, ia bersikeras untuk menjualnya kepada para pejabatnya untuk menambah pundi-pundi kekaisaran.
Selain itu, Kaisar Daoguang juga menyarankan para pejabatnya untuk hidup hemat. Dia percaya gaya hidup mewah akan melemahkan ambisi dan keberanian orang.
Meski dicap sebagai kaisar yang pelit, ia cukup royal pada rakyatnya yang menjadi korban bencana alam.
Kaisar Daoguang berkali-kali membebaskan pajak bagi orang miskin dan mengirimkan banyak uang kepada rakyat yang butuh bantuan. Padahal, sebagian besar uang yang dia kirim ke orang miskin berakhir di kantong pejabat yang korup.
Sementara itu, semua tabungannya dihabiskan untuk mengatasi pemberontakan yang tiada henti. "Termasuk Perang Candu," ungkap Young.
Gagal memenangkan Perang Candu
Selama pemerintahan Daoguang, Dinasti Qing melarang perdagangan internasional pada tingkat sipil. Meski ada larangan, ekspor kekaisaran masih melebihi impor.
Di saat yang sama, Inggris mulai menyelundupkan opium ke kekaisaran dan mendapatkan keuntungan yang luar biasa. Sebaliknya, peredaran opium ilegal menjadi bencana bagi Kekaisaran Tiongkok. Kesehatan dan kehidupan yang stabil pun terancam.
Kaisar Daoguang mengutus seorang pejabat pemberani bernama Lin Zexu untuk menyelidiki penyelundupan tersebut. Lin Zexu menghancurkan sejumlah besar opium yang diimpor secara ilegal dan mengusir penyelundup Inggris. Ia juga segera memutus perdagangan internasional dengan Inggris. Tindakannya itu memicu Perang Candu Pertama antara Inggris dengan Tiongkok pada 1840-1842.
Setelah serangkaian pertempuran dan negosiasi yang gagal, kekaisaran terpaksa menandatangani Perjanjian Nanjing yang tidak adil. Ini mencakup penyerahan Hong Kong, banyak ganti rugi, dan hilangnya banyak kedaulatan Tiongkok. “Gerbang” kekaisaran yang tertutup bagi asing pun dibuka paksa oleh Inggris.
Penyebab kegagalan Kekaisaran Tiongkok dalam perang ini terutama mencakup senjata, organisasi kacau, informasi yang tidak memadai tentang musuh, dan kebijakan yang tidak pasti.
Source | : | Britannica,China Fetching |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR