Baca Juga: Nestapa Nasib Para Ilmuwan Rusia karena Serangan Negaranya ke Ukraina
Baca Juga: Lima Fenomena Ini Belum Terpecahkan, Menarik untuk Menelitinya?
Baca Juga: Enam Penemuan Sains Tak Terduga dan Terpenting Selama Abad Ke-20
Sementara artikel berita tema ilmiah yang dibaca, sering kali memberikan kesimpulan penelitian yang belum pasti (tentatif) terkait efek samping dan kemanjuran vaksin COVID-19. Akibatnya, para peserta sebagai pembaca, menilai hasil temuan kurang pasti jika artikel mengungkapkan temuan yang bersifat tentatif.
Artikel serupa juga dibaca pada kelompok pracetak dengan kata "pracetak" di dalam teks makalahnya. Kelompok ini juga punya hasil yang sama bahwa makalah itu masih menilai penelitian punya kesimpulan tentatif.
Ratcliff dan rekan-rekan meminta peserta untuk menjelaskan arti "pracetak" dalam berita sains. 75 persen ternyata tidak punya definisi tentang konsep pracetak.
“Apa yang saya katakan kepada mahasiswa saya adalah untuk berpikir tentang satu studi hanya sebagai setetes pengetahuan tentang sebuah fenomena,” kata Ratcliff. “Tidak ada satu studi pun yang membuktikan atau menyangkal apa pun, dan kami mungkin memerlukan tingkat kewaspadaan ekstra saat ini adalah studi pracetak."
Melihat fenomena ini, para peneliti menyarankan ada strategi komunikasi yang efektif tentang makalah ilmiah pracetak. Pelabelan pracetak dalam makalah di internet, bahkan pemberian definisi, selama ini masih tidak berhasil agar mencegah masyarakat dari temuan ilmiah yang belum valid.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR