Nationalgeographic.co.id—Para ahli paleontolog di Australia telah mendeskripsikan spesies baru Posum ektopodontid, genus marsupial yang sudah punah. Fosil tersebut ditemukan di Australia tengah dan diperkirakan berusia 25 juta tahun.
Penemuan fosil tersebut mengungkap bahwa genus marsupial menjelajahi planet kita selama zaman Oligosen sekitar 25 juta tahun yang lalu. Spesies baru tersebut memili nama ilmiah Chunia Pledgei.
Temuan ini dipublikasikan secara daring di Journal of Vertebrate Paleontology dengan judul "A new ektopodontid possum (Diprotodontia, Ektopodontidae) from the Oligocene of central Australia, and its implications for phalangeroid interrelationships."
Spesies baru tersebut termasuk dalam kelompok Ektopodontidae, kelompok marsupial misterius yang dikenal dari Oligosen Akhir hingga Pleistosen Awal Australia.
Ektopodontidae adalah kelompok marsupial phalangeroid yang penuh teka-teki yang dikenal dari Oligosen akhir hingga Pleistosen Awal Australia.
Meskipun sampai saat ini hanya diwakili oleh gigi yang terisolasi dan beberapa dentaries parsial dan rahang atas, morfologi gigi mereka yang sangat khas memungkinkan tiga genera dan sembilan spesies untuk dibedakan.
"Di sini, kami menjelaskan kemungkinan ektopodontid tertua secara geologis, Chunia Pledgei sp. nov., dari lokasi fosil Pwerte Marnte Marnte Oligosen di Australia tengah," tulis peneliti.
"Analisis filogenetik Phalangeroidea, menggunakan 80 karakter gigi utama yang dibingkai oleh perancah molekuler, mendukung penempatan takson baru dalam genus Chunia."
Hewan-hewan ini memiliki wajah pendek, mata besar menghadap ke depan, dan gigi paling tidak biasa dan kompleks dari semua marsupial.
“Chunia Pledgei memiliki gigi yang akan menjadi mimpi buruk dokter gigi, dengan banyak ujung pisau (tajam) yang diposisikan berdampingan, seperti garis pada barcode,” kata kandidat Ph.D. Flinders University Arthur Crichton dan rekan.
“Bentuk gigi ini adalah ciri khas spesies dalam keluarga possum yang sudah punah dan kurang dikenal, Ektopodontidae.”
Source | : | Journal of Vertebrate Paleontology,Sci News |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR