Rahang Habsburg yang khas ini kemungkinan besar dihasilkan dari perkawinan sedarah. Ini diungkapkan dalam penelitian yang diterbitkan dalam Annals of Human Biology.
Ahli genetika Román Vilas dari Universitas Santiago de Compostela Spanyol dan tim berfokus pada 15 anggota Habsburg Spanyol.
Keluarga Habsburg naik ke tampuk kekuasaan di Eropa tengah. Mulai dari penguasa Austria, Jerman dan akhirnya Kekaisaran Romawi Suci. Pengaruh keluarga menyebar ke arah barat ke Spanyol. Saat itu setelah Philip I, putra Kaisar Romawi Suci Habsburg kedua, menikah dengan Joan of Castile pada 1496.
"Pemerintahan Habsburg Spanyol berlangsung selama 2 abad," kata Lila Thulin di laman Smithsonian Magazine. Raja terakhir adalah Charles II yang berusia 38 tahun meninggal pada tahun 1700 tanpa pewaris langsung. Ia adalah raja yang sering dikaitkan dengan perkawinan sedarah yang parah oleh banyak ahli kesehatan dan infertilitas.
Penelitian tentang rahang Habsburg
Vilas dan tim mempelajari tentang Spanish Habsburgs yang didokumentasikan. Mereka menggunakan silsilah keluarga yang mencakup lebih dari 20 generasi. Para ilmuwan itu menetapkan bahwa rata-rata koefisien perkawinan sedarah dari Habsburg yang mereka analisis adalah 0,093. Ini berarti bahwa kira-kira 9 persen dari gen yang sesuai dari kerajaan tertentu (satu ibu, satu ayah) adalah identik. Karena mereka berasal dari nenek moyang yang sama, menurut Ed Yong dari National Geographic.
Sebagai perbandingan, anak dari dua sepupu pertama akan memiliki koefisien perkawinan sedarah 0,0625. Dan anak dari dua sepupu ketiga, seperti Pangeran Charles dari Inggris, akan memiliki koefisien perkawinan sedarah 0,004.
Para peneliti meminta ahli bedah mulut dan rahang untuk melihat potret. Mereka menentukan berapa banyak fitur wajah abnormal yang khas dari mandibular prognathism (rahang menonjol) dan maxillary deficiency (wajah cekung) yang Habsburg.
Tim Vilas menemukan bahwa Habsburg memiliki skor mandibular prognathism tinggi, lebih cenderung memiliki koefisien perkawinan sedarah yang tinggi. Mandibular prognathism adalah salah satu ciri khas rahang Habsburg.
Philip IV, Charles I, dan Charles II masing-masing menunjukkan sekitar lima dari tujuh ciri khas Mandibular prognathism. Charles I, juga dikenal sebagai Kaisar Romawi Suci Charles V, memiliki wajah panjang dan mulut miring. Meskipun dia memiliki koefisien perkawinan sedarah yang relatif rendah, 0,038, dampak genetik perkawinan silang meningkat dengan generasi berikutnya.
4 tahun sebelum kematian Charles, utusan Inggris Alexander Stanhope menggambarkan ciri-ciri Raja Habsburg kepada Adipati Shrewsbury. Stanhope menulis, "Dia memiliki perut yang rakus dan menelan semua yang dia makan utuh. Ini karena rahang bawahnya sangat menonjol sehingga kedua baris giginya tidak dapat bertemu."
Fitur wajah Habsburg bukan satu-satunya efek samping negatif dari perkawinan sedarah. Ahli genetika Universitas Santiago de Compostela menemukan bahwa perkawinan sedarah mengurangi peluang kelangsungan hidup Habsburg sebanyak 18 persen.
Mereka menyematkan kepunahan dinasti pada dua kelainan langka, resesif, mungkin akibat dari perkawinan sedarah. Menikahi kerabat dapat membantu keluarga Habsburg naik ke tampuk kekuasaan. Namun silsilah keluarga yang berantakan akhirnya menyebabkan kejatuhan mereka dari takhta.
"Dinasti Habsburg adalah salah satu yang paling berpengaruh di Eropa," kata Vilas, "namun menjadi terkenal karena perkawinan sedarah, yang akhirnya menjadi kejatuhannya."
Source | : | History Extra,Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR