Nationalgeographic.co.id—Di masa lalu, keluarga bangsawan atau kerajaan pada umumnya akan mengatur rencana pernikahan strategis. Tujuannya adalah untuk mengonsolidasikan kekuasaan atau untuk menjaga garis keturunan agar tetap murni. Alhasil, pernikahan antar keluarga atau perkawinan sedarah menjadi hal yang biasa di masa itu. Namun perkawinan sedarah menimbulkan beragam masalah, salah satunya adalah rahang Habsburg.
Rahang Habsburg adalah hasil biologis dari generasi perkawinan sedarah. Dalam upaya untuk mempertahankan kekuasaan mereka, keluarga Habsburg menyimpan segalanya di dalam keluarga. Mereka mengandalkan pernikahan 'kerabat' yang bermitra dengan kerabat dekat. "Misalnya sepupu pertama, atau paman dengan keponakan mereka," tulis Jonny Wilkes di laman History Extra.
Siapa Keluarga Habsburg?
Silsilah keluarga Habsburg bagaikan benang kusut. Mereka adalah keluarga penguasa Jerman-Austria yang wilayahnya terbentang dari Portugal hingga Transylvania. Selama berabad-abad, Habsburg adalah salah satu dinasti kerajaan yang paling menonjol di Eropa.
Mereka memerintah sebagai raja Jerman, dari abad ke-13. Juga sebagai adipati agung Austria dari pertengahan abad ke-14. Habsburg bahkan duduk di singgasana Kekaisaran Romawi Suci dari abad ke-15 hingga ke-19.
Kediaman mewah mereka mendominasi sebagian besar benua dengan penguasa Habsburg di sejumlah negara, terutama Spanyol.
Selain kekuasaan, ada yang menonjol dari keluarga bangsawan ini. Itu adalah garis rahang mereka yang aneh. Konon, garis rahang ini disebabkan oleh praktik perkawinan sedarah yang dilakukan di keluarga itu,
Perkawinan sedarah yang menciptakan fitur unik pada Habsburg
Seperti banyak keluarga kerajaan, Habsburg mengatur pernikahan strategis untuk mengonsolidasikan kekuasaan mereka. Pernikahan ini seringkali dilakukan dengan kerabat dekat.
Meski mereka bergelimang harta, keluarga bangsawan itu memiliki penampilan yang berbeda dengan orang di masanya.
Dari generasi ke generasi, Habsburg memiliki rahang menonjol tajam, bibir bawah yang bulat dan hidung yang panjang. Kondisi rahang itu disebut dengan rahang Habsburg.
Banyak anggota dinasti memiliki ciri fisik yang sama dengan rahang bawah yang menonjol – mandibular prognathism, secara medis. Dagu yang menonjol bisa begitu menonjol sehingga seniman potret tidak bisa menyembunyikannya. Kondisi itu bahkan membuat beberapa anggota dinasti tidak bisa makan atau berbicara dengan benar.
Rahang Habsburg yang khas ini kemungkinan besar dihasilkan dari perkawinan sedarah. Ini diungkapkan dalam penelitian yang diterbitkan dalam Annals of Human Biology.
Ahli genetika Román Vilas dari Universitas Santiago de Compostela Spanyol dan tim berfokus pada 15 anggota Habsburg Spanyol.
Keluarga Habsburg naik ke tampuk kekuasaan di Eropa tengah. Mulai dari penguasa Austria, Jerman dan akhirnya Kekaisaran Romawi Suci. Pengaruh keluarga menyebar ke arah barat ke Spanyol. Saat itu setelah Philip I, putra Kaisar Romawi Suci Habsburg kedua, menikah dengan Joan of Castile pada 1496.
"Pemerintahan Habsburg Spanyol berlangsung selama 2 abad," kata Lila Thulin di laman Smithsonian Magazine. Raja terakhir adalah Charles II yang berusia 38 tahun meninggal pada tahun 1700 tanpa pewaris langsung. Ia adalah raja yang sering dikaitkan dengan perkawinan sedarah yang parah oleh banyak ahli kesehatan dan infertilitas.
Penelitian tentang rahang Habsburg
Vilas dan tim mempelajari tentang Spanish Habsburgs yang didokumentasikan. Mereka menggunakan silsilah keluarga yang mencakup lebih dari 20 generasi. Para ilmuwan itu menetapkan bahwa rata-rata koefisien perkawinan sedarah dari Habsburg yang mereka analisis adalah 0,093. Ini berarti bahwa kira-kira 9 persen dari gen yang sesuai dari kerajaan tertentu (satu ibu, satu ayah) adalah identik. Karena mereka berasal dari nenek moyang yang sama, menurut Ed Yong dari National Geographic.
Sebagai perbandingan, anak dari dua sepupu pertama akan memiliki koefisien perkawinan sedarah 0,0625. Dan anak dari dua sepupu ketiga, seperti Pangeran Charles dari Inggris, akan memiliki koefisien perkawinan sedarah 0,004.
Para peneliti meminta ahli bedah mulut dan rahang untuk melihat potret. Mereka menentukan berapa banyak fitur wajah abnormal yang khas dari mandibular prognathism (rahang menonjol) dan maxillary deficiency (wajah cekung) yang Habsburg.
Tim Vilas menemukan bahwa Habsburg memiliki skor mandibular prognathism tinggi, lebih cenderung memiliki koefisien perkawinan sedarah yang tinggi. Mandibular prognathism adalah salah satu ciri khas rahang Habsburg.
Philip IV, Charles I, dan Charles II masing-masing menunjukkan sekitar lima dari tujuh ciri khas Mandibular prognathism. Charles I, juga dikenal sebagai Kaisar Romawi Suci Charles V, memiliki wajah panjang dan mulut miring. Meskipun dia memiliki koefisien perkawinan sedarah yang relatif rendah, 0,038, dampak genetik perkawinan silang meningkat dengan generasi berikutnya.
4 tahun sebelum kematian Charles, utusan Inggris Alexander Stanhope menggambarkan ciri-ciri Raja Habsburg kepada Adipati Shrewsbury. Stanhope menulis, "Dia memiliki perut yang rakus dan menelan semua yang dia makan utuh. Ini karena rahang bawahnya sangat menonjol sehingga kedua baris giginya tidak dapat bertemu."
Fitur wajah Habsburg bukan satu-satunya efek samping negatif dari perkawinan sedarah. Ahli genetika Universitas Santiago de Compostela menemukan bahwa perkawinan sedarah mengurangi peluang kelangsungan hidup Habsburg sebanyak 18 persen.
Mereka menyematkan kepunahan dinasti pada dua kelainan langka, resesif, mungkin akibat dari perkawinan sedarah. Menikahi kerabat dapat membantu keluarga Habsburg naik ke tampuk kekuasaan. Namun silsilah keluarga yang berantakan akhirnya menyebabkan kejatuhan mereka dari takhta.
"Dinasti Habsburg adalah salah satu yang paling berpengaruh di Eropa," kata Vilas, "namun menjadi terkenal karena perkawinan sedarah, yang akhirnya menjadi kejatuhannya."
Source | : | History Extra,Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR