Nationalgeographic.co.id—Beberapa hari lalu keponakan saya yang masih TK menjalani operasi amandel. Sebelum menjalani operasi pada tengah hari, dia diwajibkan berpuasa—tidak boleh makan apa pun, hanya boleh minum air putih—sejak pukul 6 pagi.
Ya, puasa ternyata tidak hanya menjadi kewajiban berbasis syariat bagi kaum muslim selama bulan Ramadan. Puasa ternyata juga menjadi kewajiban berbasis medis bagi orang yang sedang sakit atau punya penyakit terentu dan akan menjalani operasi.
Namun, mengapa orang yang akan menjalani operasi wajib melakoni puasa terlebih dulu?
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, pasien memang biasanya tidak diperbolehkan makan atau minum oleh dokter atau tenaga kesehatan lain dalam jangka waktu tertentu sebelum dilakukan tindakan anestesi atau pembiusan dan operasi. Larangan ini penting untuk beberapa alasan berikut:
1. Mencegah mual muntah
Sebagian besar pasien dengan pembiusan akan mengalami mual muntah sebagai efek samping dari penggunaan obat dan agen anestesi. Pengosongan lambung menjadi faktor penting yang dapat mengurangi kejadian muntah dan komplikasi yang mungkin terjadi.
2. Mencegah tersedak (aspirasi)
Kejadian muntah pada pasien dalam pengaruh anestesi memungkinkan produksi muntahan masuk ke saluran napas sehingga pasien tersedak dan mengalami kesulitan napas. Puasa akan mengurangi jumlah materi dalam lambung sehingga ketika terjadi muntah, risiko tersedak jadi lebih kecil.
3. Pengendalian risiko infeksi
Dalam operasi yang melibatkan sistem pencernaan, mengonsumsi makanan sebelum operasi dapat menghalangi penglihatan ahli bedah sehingga mempersulit operasi. Selain itu, makanan yang belum sepenuhnya tercerna dapat memberikan kontaminasi pada daerah operasi sehingga meningkatkan risiko infeksi daerah operasi.
Berdasarkan uraian di atas, persiapan puasa sebelum tindakan anestesi dan pembedahan terjadwal merupakan persiapan yang krusial dilakukan demi kenyamanan pasien serta pencegahan komplikasi yang tidak diinginkan selama dan setelah tindakan operasi.
Namun demikian pada kondisi-kondisi operasi darurat, persiapan puasa sukar dilakukan sehingga pasien yang tidak cukup waktu puasa tetap dapat dilakukan pembedahan dengan pengawasan khusus. Peran lingkungan dan keluarga diperlukan untuk memotivasi pasien mematuhi instruksi puasa sebelum tindakan anestesi.
Source | : | Kementerian Kesehatan,NHS |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR