Kata sapaan sederhana ini memperpendek jarak antara dua orang dan menghilangkan rasa asing. Dengan kata lain, tashi delek juga bertujuan untuk mengakrabkan. Di Tibet, jika seseorang mengucapkan tashi delek, Anda harus menjawab tashi delek shu.
Praktik lain yang menarik dalam budaya Tibet adalah mempersembahkan khatag kepada tamu atau kerabat mereka. Khatag adalah selendang tenun putih yang biasa dikalungkan di leher tamu, anggota keluarga, manula, dan bahkan dewa. Ini merupakan tradisi populer di Tibet. Tradisi ini dianggap sebagai praktik keramahtamahan dan rasa hormat.
Mempersembahkan khatag pada seseorang menunjukkan kesucian, ketulusan, kesetiaan, dan rasa hormat kepada pihak lain.
“Namun maknanya berbeda dalam situasi yang berbeda,” tambah Catherine. Selama festival, orang-orang saling mempersembahkan khatag untuk mengucapkan selamat liburan dan hidup yang bahagia. Selama upacara pernikahan, orang-orang membawa khatag untuk mendoakan pasangan baru agar dipenuhi kasih sayang dan langgeng. Saat memberi salam, orang-orang mempersembahkan khatag untuk berdoa memohon berkah Bodhisattva. Selama pemakaman, orang mempersembahkan khatag untuk mengungkapkan belasungkawa atas kematian seseorang.
Tradisi unik lainnya: minum teh dan alkohol
Teh mentega dan teh susu manis adalah teh tradisional Tibet yang paling terkenal. Saat minum teh mentega dengan penduduk asli, hindari untuk mengambil cangkir sendiri. Setelah tuan rumah menawarkan secangkir teh, terima dengan kedua tangan dan sujud atau menunduk untuk menunjukkan rasa hormat.
Para tamu juga harus mengetahui bagaimana mereka menerima atau menawarkan barang apa pun. “Saat membagikan sesuatu, Anda harus menawarkan barang tersebut dengan kedua tangan sambil membungkuk,” ujar Catherine lagi.
Ketika seorang tuan rumah Tibet menawari secangkir anggur atau alkohol, pertama-tama Anda harus mencelupkan jari manis ke dalamnya. Lalu mengibaskan anggur ke arah langit dan tanah. Ini adalah semacam ekspresi penghormatan kepada surga, bumi, dan leluhur.
Baca Juga: Tibet di Tiongkok hingga Aceh di Indonesia Mau Merdeka Bukan demi Uang
Baca Juga: Studi pada Biksu Tibet Ungkap Keuntungan dari Tradisi Hidup Selibat
Baca Juga: Ritual Suci, Peziarah Buddha Bersujud Ribuan Kilometer Menuju Lhasa
Source | : | Independent,HITC |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR