Penggunaan lahan yang lebih luas, perubahan iklim, dan spesies invasif adalah penyebab utama penurunan serangga.
“Mengingat hasil yang tersedia bagi kami, kami belajar bahwa bukan hanya intensifikasi penggunaan lahan, pemanasan global, dan peningkatan penyebaran spesies invasif yang menjadi pendorong utama kepunahan serangga secara global, tetapi juga bahwa penggerak ini berinteraksi satu sama lain," tambah Menzel.
"Misalnya, ekosistem yang dirusak oleh manusia lebih rentan terhadap perubahan iklim dan begitu pula komunitas serangga mereka."
Selain itu, spesies invasif dapat berkembang lebih mudah di habitat yang rusak akibat penggunaan lahan oleh manusia dan menggantikan spesies asli.
Oleh karena itu, sementara banyak spesies serangga menurun atau punah, beberapa lainnya, termasuk spesies invasif, tumbuh dan berkembang. Hal ini menyebabkan meningkatnya homogenisasi komunitas serangga di seluruh habitat.
"Tampaknya spesies serangga khususlah yang paling menderita, sedangkan spesies yang lebih umum cenderung bertahan. Inilah sebabnya kami sekarang menemukan lebih banyak serangga yang mampu hidup hampir di mana saja. Sementara spesies yang membutuhkan habitat khusus semakin berkurang," Menzel menjelaskan.
Konsekuensi dari terus menurunnya jumlah serangga di bumi merugikan dan mengancam stabilitas ekosistem. Misalnya, hilangnya keragaman lebah telah mengakibatkan penurunan tanaman yang bergantung pada spesies lebah tertentu untuk penyerbukan.
“Secara umum, penurunan keanekaragaman serangga mengancam stabilitas ekosistem.
Lebih sedikit spesies berarti lebih sedikit serangga yang mampu menyerbuki tanaman dan mengendalikan hama. Dan, tentu saja, ini juga berarti semakin sedikit makanan yang tersedia untuk burung pemakan serangga dan hewan lainnya.
"Kelangsungan hidup mereka dapat terancam karena penurunan jumlah serangga," tegas Menzel.
Dalam editorial mereka, Menzel, Gossner, dan Simons menyarankan cara terbaik untuk menanggapi efek yang telah diungkapkan oleh data yang mereka kumpulkan. Mereka menganjurkan pendekatan khusus untuk penelitian masa depan penurunan serangga.
Source | : | Biology Letters,Mainz University |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR