Baca Juga: Dunia Hewan: Neuroptera, Keanekaragaman Serangga Periode Kapur
Baca Juga: Polusi Udara Mengancam Populasi Global Serangga dan Kemampuannya Kawin
Baca Juga: Pencemaran Insektisida Neonikotinoid di Perairan Muara Indonesia
Baca Juga: Fosil Serangga Baru Aneh: Bermata Melotot, Mulut dan Kaki Memanjang
Teknik standar harus digunakan untuk memantau keanekaragaman serangga di banyak habitat dan negara, apalagi di banyak wilayah di dunia kita masih tidak tahu bagaimana keadaan serangga.
Para peneliti juga mengusulkan pembuatan jaringan cagar alam yang saling berhubungan sehingga spesies dapat berpindah dari satu habitat ke habitat lainnya.
Serangga yang kurang tahan panas akan dapat bermigrasi dari wilayah di mana pemanasan global menyebabkan suhu naik. Serangga dapat berpindah ke tempat yang lebih tinggi atau daerah yang lebih dingin di utara.
Selain itu, kita memerlukan langkah-langkah untuk mengurangi penyebaran spesies hewan dan tumbuhan invasif melalui perdagangan dan pariwisata global kita. "Ini adalah masalah lain yang menjadi sangat serius dalam beberapa dekade terakhir," pungkas Menzel.
Salah satu contoh yang dikutip dalam edisi khusus saat ini adalah invasi ikan pemakan serangga non-asli. Spesies tersebut terdapat di Brasil dan telah menyebabkan penurunan besar serangga air tawar.
Source | : | Biology Letters,Mainz University |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR