Nationalgeographic.co.id—Lautan dunia bak sedang mengalami “demam”. Pasalnya, suhu permukaan laut mencapai rekor panas dalam beberapa bulan terakhir.
Para ilmuwan berpikir pola cuaca El Niño yang membayangi mungkin sebagian penyebabnya. “Namun rekor panas adalah bagian dari tren yang mengkhawatirkan,” tulis Alejandra Borunda di laman National Geographic.
Lautan di dunia sedang memanas. Suhu rata-ratanya didorong semakin tinggi setiap tahun oleh pemanasan global yang disebabkan oleh manusia. Setiap sedikit pemanasan, betapapun kecilnya, berdampak besar pada kehidupan laut, intensitas badai, dan banyak lagi.
Mengapa lautan memanas?
Sejak awal Revolusi Industri beberapa ratus tahun yang lalu, manusia telah membakar bahan bakar fosil dalam jumlah besar. Tidak hanya itu. Manusia juga melakukan pembabatan hutan dengan semena-mena. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan sehari-hari juga memompa karbon dioksida yang memerangkap panas ke atmosfer bumi.
“Hanya sekitar satu persen dari semua panas yang terperangkap tetap berada di atmosfer,” kata Borunda. Meski satu persen, namun efeknya sangat besar. Panas yang terperangkap menghangatkan udara di permukaan bumi rata-rata sekitar 0,6 derajat Celsius selama 2 abad terakhir.
Sebagian besar sisa panas yang terperangkap telah terserap ke lautan luas planet. Sejak tahun 1970-an, lautan telah menyedot lebih dari 90 persen dari semua kelebihan energi panas yang terperangkap oleh CO2. Lautan sangat luas dan air membutuhkan lebih banyak energi untuk memanas daripada udara.
Tapi pemanasan semakin cepat. Bagian atas lautan memanas sekitar 24 persen lebih cepat daripada beberapa dekade lalu. Dan laju itu kemungkinan akan meningkat di masa depan.
Pemanasan laut merugikan kehidupan laut
Bagian paling atas lautan, hingga sekitar 700 meter, telah menyerap sebagian besar panas ekstra. Beberapa ribu meter dasar lautan tidak kebal. Mereka telah menyedot sepertiga lagi dari kelebihan panas itu.
Akan tetapi, muka laut paling atas hingga kedalaman sekitar 76 meter, mengalami pemanasan tercepat. Bagian muka laut paling atas memanas rata-rata sekitar 0,11 derajat Celcius setiap dekade sejak tahun 1970-an.
Gelombang panas laut juga meningkat frekuensi dan kekuatannya. Jumlah hari yang memenuhi syarat sebagai gelombang panas meningkat lebih dari 50 persen selama abad yang lalu. Selama peristiwa panas ini, suhu di dekat permukaan laut dapat melonjak hingga beberapa derajat di atas rata-rata.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR