Penelitian sebelumnya di lapangan berfokus pada dampak kesehatan negara. Itu dalam skala yang lebih besar atau sangat bergantung pada data masuk rumah sakit dalam rentang waktu yang dipelajari.
Hal ini tidak menyoroti secara akurat dampak terhadap masyarakat yang tinggal di wilayah adat karena mereka sering kali berada lebih dekat dengan titik api, terpapar partikel asap untuk jangka waktu yang lebih lama, dan tidak memiliki akses ke perawatan medis yang tepat, bahan kebersihan, dan air bersih.
Ancaman Kesehatan Manusia
Partikel asap yang dipancarkan oleh kebakaran di Lembah Amazon menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia. Penelitian sebelumnya tentang ancaman ini terutama berfokus pada dampak kesehatan di negara-negara secara keseluruhan.
Penelitian itu juga mengandalkan data masuk rumah sakit untuk menghitung respons kesehatan. Namun, analisis semacam itu tidak menangkap dampak terhadap orang-orang yang tinggal di wilayah adat yang dekat dengan kebakaran.
Sebagai akibatnya, masyarakat adat sering kali kekurangan akses ke perawatan medis dan mungkin tidak dapat mengakses rumah sakit.
"Di sini kami menghitung kematian dini akibat paparan asap dari orang-orang yang tinggal di wilayah Pribumi di seluruh Lembah Amazon," tulis peneliti.
Penelitian oleh para peneliti di Harvard University ini, menggunakan kombinasi model perpindahan kimia atmosfer dan fungsi respons konsentrasi yang diperbarui.
Tujuannya untuk memperkirakan tingkat kematian dini untuk populasi Pribumi yang terpapar PM2.5 konsentrasi tinggi.
"Analisis kami menunjukkan bahwa asap PM2.5 dari kebakaran berdampak buruk pada kesehatan manusia di seluruh Amerika Selatan, dengan dampak yang tidak proporsional pada orang yang tinggal di wilayah Pribumi," menurut para peneliti.
Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat pembakaran biomassa di Amerika Selatan telah melonjak. Lonjakan ini didorong oleh degradasi hutan akibat aktivitas manusia (seperti pertambangan, penebangan, dan penggunaan lahan pertanian) serta variasi kondisi iklim.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | IOP Science,Environmental Research |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR