Nationalgeographic.co.id—Penelitian baru oleh tim ilmuwan gabungan NASA dan University of California menemukan penyebab pencairan es yang cepat di Greenland. Mereka dapat menunjukkan, bahwa tingkat kenaikan permukaan laut di masa depan telah sangat diremehkan.
Saat melakukan penelitian Gletser Petermann di barat laut Greenland, para peneliti di University of California, Irvine dan Jet Propulsion Laboratory NASA menemukan cara yang sebelumnya tak terlihat di mana es dan lautan berinteraksi.
Ahli glasiologi mengatakan temuan mereka bisa berarti bahwa masyarakat iklim telah meremehkan besarnya kenaikan permukaan laut di masa depan. Masalah itu adalah efek yang disebabkan oleh kerusakan es di kutub.
Dengan menggunakan data radar satelit dari tiga misi Eropa, tim University of California/NASA mengetahui bahwa garis landasan Gletser Petermann - tempat es terlepas dari dasar daratan dan mulai mengapung di lautan - bergeser secara substansial. Itu terjadi selama siklus pasang surut.
Sehingga memungkinkan air laut yang hangat masuk dan mencairkan es dengan kecepatan yang lebih cepat.
Hasil penelitian mereka tersebut telah diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences belum lama ini. Jurnal tersebut diterbitkan dengan judul "Melt rates in the kilometer-size grounding zone of Petermann Glacier, Greenland, before and during a retreat" dan merupakan jurnal akses terbuka.
"Garis landasan Petermann bisa lebih akurat digambarkan sebagai zona landasan, karena bermigrasi antara 2 dan 6 kilometer saat air pasang masuk dan keluar," kata penulis utama Enrico Ciraci.
Ciraci adalah asisten spesialis University of California dalam ilmu sistem Bumi dan postdoctoral fellow NASA. "Ini adalah urutan besarnya lebih besar dari yang diharapkan untuk jalur pentanahan di tempat tidur yang kaku."
Dia mengatakan pandangan tradisional garis landasan di bawah gletser yang mencapai samudra adalah bahwa mereka tidak bermigrasi selama siklus pasang surut, juga tidak mengalami pencairan es.
Tetapi penelitian baru ini, menggantikan pemikiran itu dengan pengetahuan bahwa air laut yang hangat menyusup ke bawah es melalui saluran subglasial yang sudah ada sebelumnya, dengan tingkat pencairan tertinggi terjadi di zona landasan.
Para peneliti menemukan bahwa saat garis landasan Gletser Petermann mundur hampir 4 kilometer 2,5 mil - antara tahun 2016 dan 2022, air hangat menyebabkan rongga setinggi 670 kaki atau sekitar 204 meter di bagian bawah gletser, dan abses itu tetap ada di sana sepanjang tahun 2022.
Source | : | PNAS,University of California |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR