Saat itu, mahkota digunakan pada penobatan Charles II pada tahun 1661. Sejak itulah, George V dan George VI mengenakan mahkota tersebut pada penobatan mereka di tahun 1911 dan 1937.
Di masa pemerintahan Ratu Elizabeth II, simbol mahkota St Edward digunakan sebagai lambang agung untuk pelayanan. Gambarnya bisa ditemukan di lencana polisi, paspor, atau Royal Mail.
Meskipun ada percobaan pencurian pada tahun 1671, mahkota biasanya disimpan di Menara London.
Menjelang penobatan Raja Charles III, mahkota St Edward dipindahkan dari Menara London untuk disesuaikan ukurannya. Pergerakan mahkota yang tak ternilai itu dirahasiakan sampai diserahkan dengan aman.
Mahkota St Edward memainkan peran utama dalam sejarah ketika ditempatkan di atas kepala raja. “Itu merupakan salah satu peristiwa paling penting di abad ke-21,” tambah Samuel.
Mahkota St Edward dianggap sangat sakral sehingga hanya meninggalkan Menara London untuk ditempatkan, sebentar, di atas kepala raja pada saat penobatan. Raja Charles III merupakan raja Inggris ke-17 yang mengenakan mahkota bersejarah itu.
Mahkota apa yang dikenakan oleh Ratu Camilla?
Ratu akan dimahkotai dengan mahkota Ratu Mary. Mahkota tersebut dibuat oleh Garrard untuk penobatan Raja George V tahun 1911. Alih-alih menggunakan mahkota Ibu Suri yang menampilkan berlian Koh-i-Noor yang kontroversial, Ratu Camilla memilih mahkota Ratu Mary.
Ini menjadi pertama kalinya mahkota permaisuri digunakan kembali sejak abad ke-18. Saat itu, Ratu Caroline, permaisuri George II, mengenakan mahkota Mary of Modena.
Sebagai salah satu berlian potong terbesar di dunia, India mengeklaim Koh-i-Noor dan menuntut agar dikembalikan. Itu sebabnya, ada kekhawatiran bahwa menggunakannya saat penobatan akan menimbulkan masalah diplomatis.
Berlian Koh-i-Noor yang penuh kontroversi
Berlian Koh-i-Noor yang digunakan pada penobatan mendiang ibu suri pada tahun 1937. Berlian tersebut, yang pertama kali disita oleh East India Company pada tahun 1849. Kemudian dipersembahkan kepada Ratu Victoria.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR