Saat perang di semenanjung Krimea, antara Kekaisaran Rusia melawan sekutu, tampil seorang tenaga kesehatan. Ia bernama Florence Nightingale, seorang perawat Inggris yang merawat para tentara yang terluka.
Florence meyakini bahwa "sanitasi, udara segar, suasana tenang, nutrisi yang baik, dan perawatan yang dilakukan secara efektif dapat meningkatkan kesembuhan orang sakit dan yang terluka secara drastis."
Lahir dari keluarga Inggris kalangan ningrat pada 12 Mei 1820, Florence Nightingale memiliki pendidikan yang liberal dari kedua orangtuanya. Ia mengabdikan karirnya sebagai perawat.
Florence melakukan perjalanan ekstensif ke seluruh Eropa bahkan sampai ke Mesir dan menerbitkan banyak tulisan pada masa itu.
Saat perjalanan mengunjungi Jerman,Florence terpesona dengan komitmen dan kepedulian yang dipraktikkan oleh biarawati kepada pasien di rumah sakit modern pionir. Ia terpanggil pada pekerjaan sosial keperawatan dan pulang membawa angan-angan itu.
Florence kembali ke Jerman untuk belajar di Kaiserwerth. Kembali ke London, bekerja di Institute for the Care of the Sick Gentlewomen sebuah rumah sakit kecil yang terletak di Upper Harley Street.
Pada tahun 1854, kabar mengerikan dari Rumah Sakit Kekaisaran Ottoman menyebutkan kondisi medis yang tidak sehat menyebabkan banyak kematian karena cedera akibat perang Krimea.
Banyak prajurit gugur dalam pertempuran tetapi parahnya tidak ada perawatan untuk para prajurit yang sakit dan luka-luka. Florence Nightingale terpanggil untuk memperbaiki kondisi ini. Ia menulis surat pada menteri penerangan saat itu, Sidney Herbert, untuk menjadi sukarelawan.
Baca Juga: Zus Wiet, Kisah Gadis Perawat dalam Laga Aksi Polisional 1947
Baca Juga: Menelisik Alasan Tentara dan Polisi Mencari Perawat sebagai Pasangan
Baca Juga: Operasi Perawat, Misi Gerilyawan Surabaya yang Terlupakan Sejarah
Penulis | : | Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR