Seluruh pemerintahan Raja Charles I dihabiskan dengan konflik parlemen. Permusuhan ini meningkat menjadi perang saudara di Skotlandia dari tahun 1637, di Irlandia dari tahun 1641, dan kemudian Inggris dari tahun 1642-46 dan 1648.
Para prajurit yang berjuang untuk parlemen dijuluki sebagai 'roundheads' karena rambut pendek mereka. Sedangkan mereka yang berjuang untuk Raja Charles I dijuluki 'angkuh' karena penampilan mereka yang flamboyan.
Pemberontakan sipil akhirnya menyebabkan eksekusi Raja Charles I pada tahun 1649. Saat itu ia dituduh melakukan pengkhianatan dan dipenggal di luar Banqueting House di London.
Raja Charles I berkata sesaat sebelum kematiannya, “Subjek dan penguasa adalah hal yang berbeda. Jika saya akan memberikan jalan yang sewenang-wenang, untuk mengubah semua hukum sesuai dengan kekuatan pedang, saya tidak perlu datang ke sini. Karena itu saya katakan kepada Anda bahwa saya adalah martir rakyat.”
Bagi banyak orang, Charles I dipandang sebagai seorang martir. Hingga hari ini, orang-orang meletakkan karangan bunga di patungnya pada peringatan kematiannya.
Eksekusinya mendorong kepemimpinan 'Lord Protector' Oliver Cromwell. Ini menandai satu-satunya periode waktu Inggris tanpa seorang raja.
Charles II, 1660-1685
Sampai hari ini, Raja Charles II dikenang sebagai raja yang ceria karena gaya hidupnya yang mewah. Lahir pada tahun 1630 di Istana St James, dia mendukung ayahnya selama perang saudara yang sulit.
Charles II melakukan upaya keras untuk menyelamatkan sang ayah sebelum dieksekusi. Ayahnya adalah Charles I.
Setelah kematian ayahnya pada tahun 1649, dia menghabiskan lebih dari satu dekade di pengasingan. Selama periode ini, Oliver Cromwell memerintah selama 5 tahun, sebelum ia akhirnya meninggal pada tahun 1658.
Oliver Cromwell digantikan oleh putranya, Richard Cromwell. Ia memerintah dari tahun 1658 hingga 1659. Namun sayangnya, Cromwell tidak memiliki kualitas kepemimpinan dan segera mengundurkan diri.
Seperti ayahnya, Raja Charles II juga memiliki gagap. Namun ia sangat disukai oleh rakyat, menawan dalam tingkah lakunya, berpakaian tanpa cela dan penuh energi.
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Source | : | Tatler |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR