Bukannya pergi, Spanyol justru meningkatkan tekad untuk menyerbut jantung Kekaisaran Aztec. Tepatnya pada November 1519, mereka tiba di Tenochtitlan. Mereka terkagum-kagum dengan aristektur dan tata letak ibukota Aztec yang berada di atas Danau Texcoco.
Kedatangan tim ekspedisi militer Cortez disambut oleh Kaisar Moctezuma dengan baik. Padahal adiknya, Cuitláhuac, yang juga penasihatnya telah memperingatkan untuk tidak mengizinkan Spanyol masuk ke Tenochtitlan.
Beberapa orang Aztec menyebutkan, Kaisar Moctezuma II percaya bahwa Cortez adalah dewa Quetzalcoatl yang menyamar, dewa yang kelak akan kembali ke bumi untuk memerintah Dataran Meksiko.
Keramahtamahan Kaisar Moctezuma II menjadi peluang bagi Cortez untuk memanfaatkannya. Spanyol sangat yakin bahwa Kekaisaran Aztec tidak akan menyakiti mereka, walaupun Moctezuma II sandera.
Moctezuma II dan Cuitláhuac pun akhirnya disandera oleh Spanyol. Tidak jelas bagaimana sisa hidup yang dialami Moctezuma II setelah tidak menjabat sebagai kaisar. Yang jelas, Tenochtitlan telah berhasil direbut Spanyol.
Cuitláhuac sempat dilepaskan untuk membantu Spanyol mencari sumber daya. Setelah itu ia kabur dari ibukota Aztec, bersama beberapa pengikut dan menjadi kaisar pengganti kakaknya. Namun, usia menjabatnya tidak lama, hanya 80 hari. Dia meninggal di dalam pelarian, dan kemungkinan disebabkan oleh cacar—penyakit yang asing bagi orang Amerika saat itu.
Source | : | Ancient Origins,Berbagai sumber |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR