Nationalgeographic.co.id—Leviathan, dalam bahasa ibrani Livyatan, adalah mitologi timur tengah yang digambarkan sebagai seekor ular laut raksasa yang sangat mengerikan. Leviathan telah dikisahkan dalam mitos Mesopotamia pra-Alkitab, kitab Ibrani, hingga Alkitab Kristen yang dikenal sebagai Perjanjian Lama.
Dalam Perjanjian Lama, menurut Britannica, Leviathan muncul dalam Mazmur 74:14 sebagai ular laut berkepala banyak yang dibunuh oleh Tuhan. Leviathan kemudian diberikan sebagai makanan kepada orang Ibrani di padang gurun.
Dalam Yesaya 27:1, Leviathan adalah seekor ular dan simbol musuh bani israil, yang akan dibunuh oleh Tuhan. Dalam Ayub 41, itu adalah monster laut dan simbol kekuatan ciptaan Tuhan.
Alkitab Ibrani, juga disebut Kitab Suci Ibrani, Perjanjian Lama, atau Tanakh, adalah kumpulan tulisan yang pertama kali disusun dan dilestarikan sebagai kitab suci orang Yahudi.
Kisah yang sama juga juga tertulis dalam Alkitab Kristen, yang dikenal sebagai Perjanjian Lama. Kecuali beberapa bagian dalam bahasa Aram, yang terutama muncul dalam Kitab Daniel yang apokaliptik.
Kitab suci tersebut awalnya ditulis dalam bahasa Ibrani selama periode dari 1200 hingga 100 SM. Alkitab Ibrani mungkin mencapai bentuknya yang sekarang sekitar abad ke-2 Masehi.
Nama Leviathan berasal dari bahasa Ibrani Livyatan, yang berasal dari akar kata yang berarti “memutar, memutar, angin, atau gulungan.” Saat ini nama tersebut sering digunakan untuk merujuk secara umum pada monster laut atau benda raksasa yang kuat.
Dalam salah satu ayat mazmur, Leviathan Dideskripsikan sebagai makhluk mirip paus, mungkin mewujudkan keajaiban dan keanehan ciptaan Tuhan.
Dalam Kitab Yesaya, Leviathan adalah ular laut yang melambangkan musuh Israel. Dalam Kitab Ayub, Leviathan adalah buaya yang bernapas api, mungkin mempersonifikasikan aspek penciptaan yang berada di luar pemahaman atau kendali manusia.
Bagi penggemar film sains fiksi, mungkin telah sering mendengar nama leviatahan, makhluk mengerikan yang baisanya dalam film-film modern, digambarkan sebagai ular laut yang besar.
"Saya sudah akrab dengan namanya karena film-film ini, jadi ketika saya menemukan makhluk itu di internet, saya pikir itu sangat keren," kata Ally Pennel, sarjana Penn State University dalam tulisannya.
"Lagipula, dia mungkin makan kapal sepanjang waktu dan tinggal di bagian laut yang dalam dan misterius. Ternyata dia tidak memakan kapal, tapi saya tetap tertarik dengan makhluk itu saat saya menyadari dia berasal dari mitologi Yahudi."
Source | : | Penn State University,Britannica |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR