Nationalgeographic.co.id—Mesir Kuno, Tiongkok, dan Mesopotamia, semuanya sering disebut sebagai peradaban yang bertahan lama. Ketiganya bertahan hingga ribuan tahun. Tapi peradaban mana yang bertahan paling lama sepanjang sejarah dunia?
Salah satu cara untuk melihat naik turunnya peradaban masa lalu adalah dengan membandingkan usianya. Namun ini mungkin menyulitkan. Pasalnya tidak ada definisi yang ketat tentang peradaban atau tentang kapan resminya suatu peradaban dimulai dan berakhir.
Selain itu, untuk menentukan peradaban terpanjang dalam sejarah dunia, ada beberapa hal yang menjadi kendala.
Pertama, sejarawan dan arkeolog modern tidak setuju dengan satu definisi peradaban, termasuk kapan dimulai dan kapan berakhir. Banyak ahli ragu apakah peradaban dapat diukur dengan cara ini.
Kedua, semua peradaban besar memiliki periode ketika mereka diperintah oleh “orang asing”. Contohnya Hyksos di Mesir. Ini membuat sejawaran bertanya-tanya, apakah pemerintahan asing itu harus dianggap sebagai peradaban yang berkelanjutan?
Ketiga, budaya di awal peradaban mungkin berbeda dengan budaya di akhir peradaban. Akibatnya, banyak sejarawan dan arkeolog modern tidak menganggap gagasan “peradaban” berguna. Alih-alih peradaban, sejarawan lebih memilih untuk menggunakan istilah budaya dan tradisi.
Apakah Tiongkok adalah peradaban yang bertahan paling lama sepanjang sejarah dunia?
Dengan mengamati penggunaan tulisan, pendirian kota atau tradisi yang berkelanjutan, tampaknya peradaban Tiongkok mungkin yang bertahan paling lama. Namun, bagaimana hal itu harus diukur masih diperdebatkan.
"Itu tergantung pada bagaimana Anda mendefinisikan peradaban dan bagaimana Anda mendefinisikan Tiongkok. Karena saya pikir ada beberapa cara yang masuk akal untuk mendefinisikan kedua konsep tersebut,” kata Rowan Flad, seorang arkeolog di Harvard University.
Sebagai contoh, ia menyoroti tulisan. Ia membandingkan bentuk simbol yang sama digunakan saat ini dan pada Oracle Bones yang berusia 3.200 tahun, contoh tulisan paling awal di Tiongkok.
"Ketika membahas soal tulisan, sama sekali tidak ada kontroversi bahwa ada kesinambungan dari sekitar 3.250 tahun yang lalu hingga saat ini," katanya.
Source | : | Live Science,BBC |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR