“Kebutuhan investasi untuk sektor ini di Indonesia hingga 2040 tercatat sebesar 45,4 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Pemerintah kini berupaya untuk mencapai net-zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat,” kata Saribua.
Target tersebut, menurut Saribua, dikutip dari hasil forum Conference of Parties (COP) ke-27 yang diselenggarakan pada November 2022, di mana Pemerintah Indonesia menyampaikan peningkatan ambisi penurunan emisi gas rumah kaca melalui dokumen Enhanced NDC (ENDC) Indonesia.
Dalam agenda tersebut, kata Saribua, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyebutkan pengembangan Investasi lestari sebagai bagian dari 5 Agenda Besar Indonesia. Agenda tersebut di antaranya adalah hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam, optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau, UMKM naik kelas.
Baca Juga: Festival Lestari 5, Langkah Menguatkan Perda Sigi Hijau
Presiden Jokowi juga menyebutkan, sektor perkebunan, kelautan, perikanan dan kehutanan juga masuk ke dalam sektor prioritas yang perlu digenjot investasinya.
“Peran investasi swasta dibutuhkan untuk percepatan pembangunan berkelanjutan melalui investasi yang ramah lingkungan, berkomitmen untuk mendidik tenaga kerja lokal, bersedia melakukan transfer teknologi, serta memberikan nilai tambah bagi Indonesia dalam pengelolaan sumber daya alam dengan hilirisasi produk,” papar Saribua.
Tak hanya itu, Saribua juga menyinggung soal potensi investasi pada bisnis berbasis alam yang terbilang besar. Laporan World Resource Institute (WRI) pada 2019 yang memperkirakan bahwa inovasi berbasis alam secara global senilai 1,8 triliun dollar AS dapat menghasilkan manfaat bersih sebesar 7,1 triliun dollar AS.
Adapun jumlah tersebut diperkirakan akan tercapai apabila investasi mulai dilakukan pada 2020 hingga 2030.
Sementara itu, berdasarkan Global Sustainable Fund Flows (Morningstar, 2022), aset dana berkelanjutan global tercatat sebanyak 2,74 triliun dollar AS pada Desember 2021. Dana itu meningkat 53 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dana berkelanjutan global mencakup dana terbuka dan dana yang diperdagangkan di bursa dengan tujuan investasi yang berkelanjutan, serta menggunakan kriteria Lingkungan, Sosial, dan Tata kelola (LST) dalam penentuan keputusan investasi mereka.
“Semoga kegiatan ini menciptakan peluang investasi dan kerjasama untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan di daerah. Saya berharap, festival ini juga bisa menjadi contoh nyata penyelenggaraan acara yang terencana dan mampu menghasilkan tindak lanjut bersama dalam jangka panjang,” pungkas Saribua.
Kontributor:
Teks: Basri Marzuki
Foto: Joshua Marunduh
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR