Meskipun beberapa pasukan Jerman berhasil mencapai Acre di Timur Tengah, hilangnya otoritas dan pengalaman Frederick terbukti signifikan bagi Perang Salib secara keseluruhan.
Richard I Membawa Sisilia & Siprus
Sedangkan Richard I menempuh jalur laut menuju Timur Tengah. Juru kampanye yang berpengalaman, sangat teliti seperti sebelumnya, telah mengerahkan seluruh sumber daya kerajaannya untuk kampanye militer.
Mereka mengumpulkan 100 armada kapal dan 60.000 kuda. Dalam perjalanannya, Richard merebut Messina di Sisilia pada tahun 1190 M.
Kemudian ketika pasukan Inggris ini berkumpul untuk pertama kalinya di pulau itu pada bulan April 1191 M, ada 17.000 tentara yang siap beraksi.
Raja Inggris tahu betul bahwa faktor keberhasilan atau kegagalan untuk kampanye apa pun adalah logistik. Dia mulai memastikan harus memiliki jalur pasokan yang baik dengan merebut Siprus berikutnya.
Secara resmi wilayah itu adalah milik Kekaisaran Bizantium, pulau itu sekarang memiliki pemimpin pemberontak, Isaac Komnenos, yang memproklamirkan dirinya sebagai penguasa independen.
Richard terbukti tak terbendung dan dengan alasan yang agak jinak bahwa penduduk setempat tidak memperlakukan beberapa Pasukan Salib yang terdampar dengan sangat baik, Siprus direbut pada Mei 1191 M.
Penduduk pulau itu dipaksa untuk membayar pajak 50 persen dari semua harta benda untuk lebih meningkatkan pundi-pundi kampanye raja pasukan salib.
Pasukan Salib akan memerintah pulau itu, yang kemudian digunakan sebagai pangkalan pasokan tentara dalam perjalanan mereka ke Timur Tengah. Kuasa mereka di Siprus bertahan sampai Venesia mengambil alih pada tahun 1571 M.
Sementara itu di Prancis, Philip II telah mengumpulkan pasukannya yang terdiri dari 650 ksatria, 1.300 pengawal, dan infanteri dalam jumlah yang lebih besar.
Pasukan ini juga berlayar ke Levant, kali ini berkat kapal-kapal Genoa yang akan membawanya ke Acre. Sejarah Perang Salib Ketiga pasti berkembang menjadi petualangan militer pan-Eropa yang sesungguhnya.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR