Nationalgeographic.co.id—Dunia kuno, menurut mitologi Yunani, bukan hanya tanah manusia, tetapi dihuni oleh bermacam-macam dewa, makhluk mitos, dan monster. Salah satu kelompok monster tersebut secara kolektif dikenal sebagai Hecatonchires, sekelompok tiga bersaudara raksasa.
Seperti manusia, para dewa dalam mitologi Yunani juga dapat mengambil satu sama lain sebagai suami dan istri mereka, lalu mereka juga akan melahirkan anak. Namun terkadang, seorang anak dapat lahir ke dunia sebagai bentuk yang mengerikan dan cacat.
Kondisi mereka yang cacat justru dilihat sebagai 'monster' oleh orang lain, bahkan oleh orang tua mereka sendiri. Demikian halnya dengan Hecatonchires.
Hecatonchires adalah makhluk raksasa dalam mitologi Yunani. Nama mereka berarti "bertangan seratus", dan selain dari seratus tangan dengan kekuatan yang tak terduga, mereka juga memiliki lima puluh kepala.
Saat ia lahir, bayangkan bukan bayi normal dengan dua lengan yang mengayun-ayun, tetapi bayi dengan 100 lengan yang bergetar, gemetar, dan anggota tubuh yang tak tertandingi. Selain itu ada 50 kepala yang meratap dengan mulut terbuka lebar, menghasilkan tangisan marah yang mengguncang Olympus sendiri.
Apa yang biasanya dilihat sebagai ketidakberdayaan yang menggemaskan berubah ke tingkat yang belum pernah dilihat sebelumnya, dan menyadari bahaya yang mungkin akan ditimbulkan oleh makhluk seperti itu, tidak hanya bagi orang lain tetapi juga bagi dirinya sendiri.
Pemandangan mengerikan yang lahir dari manusia biasa mungkin cukup bagi mereka untuk menjatuhkan anak itu ke laut agar hilang ditelan ombak. Namun, para dewa memiliki caranya sendiri untuk menghadapi tragedi semacam ini saat monster tersebut lahir.
Dewa yang abadi, tidak bisa dibunuh. Tapi mereka bisa dikurung atau dipenjara di suatu tempat di mana mereka tidak akan pernah terlihat atau terdengar lagi, baik oleh manusia maupun dewa.
Sebelum tragedi Hecatonchires, Ouranos dan Gaia telah dikaruniai enam pasangan kembar, masing-masing dengan atribut dan keanggunan alami mereka sendiri, dan masing-masing sangat layak bagi para dewa.
Hecatonchires direferensikan dalam banyak sumber kuno paling terkenal, termasuk Bibliotheca (Pseudo-Apollodorus) dan Metamorphoses (Ovid). Meskipun seperti banyak tokoh terkenal dari mitologi Yunani, sumber utamanya cenderung Theogony (Hesiod ), silsilah para dewa.
Hesiod menceritakan bagaimana Hecatonchires adalah salah satu makhluk paling awal di alam semesta, lahir di era sebelum kelahiran Zeus; karena Hecatonchires adalah putra dewa purba, Ouranos (Langit) dan Gaia (Bumi).
Source | : | Mythology.net |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR