Satu set bukaan masuk dan keluar dari langit, dan yang lainnya masuk dan keluar dari tanah.
Para hakim mengarahkan jiwa-jiwa yang mendekat, mengirim yang tidak bermoral ke bawah dan yang bajik naik ke langit.
Ketika Er mendekati para juri, mereka menyuruhnya untuk menunggu dan menonton agar dia bisa melaporkan kembali apa yang telah dilihatnya.
Jiwa-jiwa yang muncul dari langit terbuka menceritakan kegembiraan, pemandangan dan perasaan yang mereka alami. Sementara itu mereka yang kembali dari bawah menceritakan keputusasaan dan kedengkian yang dialami.
Setelah tujuh hari, Er melakukan perjalanan dengan jiwa-jiwa lain ke tempat di mana pelangi pijar menguasai langit. Di sini, dia dan rekan seperjalanannya diberi tiket bernomor.
Ketika nomor mereka diumumkan, mereka dipanggil untuk memilih kehidupan selanjutnya. Er perhatikan mereka semua memilih keberadaan yang berlawanan dengan kehidupan mereka sebelumnya.
Satu jiwa yang baik memilih untuk menjadi diktator, satu jiwa yang pernah menjadi binatang memilih untuk menjadi manusia, dan yang lainnya yang buruk memilih kehidupan yang rendah hati dan berbudi luhur.
Dari sana, Er dan rekan-rekannya melakukan perjalanan ke pesawat Oblivion, tempat sungai Lethe mengalir. Setiap pelancong diharuskan minum dalam jumlah tertentu dari sungai.
Er hanya diizinkan untuk menonton saat setiap jiwa minum, melupakan keberadaan mereka sebelumnya dan dikirim untuk memulai perjalanan baru.
Er tidak ingat dikirim kembali ke Bumi, tetapi terbangun dengan berbaring di atas tumpukan kayu pemakaman dan dapat mengingat seluruh ekspedisinya melalui alam baka.
Karena dia tidak minum dari Sungai Lethe, dia tidak memiliki batu tulis kosong seperti rekan pengelana lainnya.
Sungai itu tak mampu membendung ingatan salah satu tokoh dalam mitologi Yunani yaitu Aethalides. Aethalides adalah putra fana Hermes dan anggota Argonauts.
Source | : | Mythology Source |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR