Meskipun Fenrir tidak muncul di banyak cerita dalam mitologi Nordik, dia masih memainkan peran yang sangat penting dalam nasib para dewa.
Ketika Fenrir masih muda, ramalan mulai muncul tentang dirinya dan anak-anak Loki lainnya. Menurut para nabi, anak-anak Loki akan melawan para dewa selama Ragnarok, kiamat yang akan menghancurkan Aesir, kerajaan para dewa. Peran Fenrir di Ragnarok sangat menakutkan. Dia diharapkan menelan Odin, penguasa para dewa.
Tentu saja, para dewa Aesir melakukan segala yang mereka bisa untuk mencegah ramalan ini menjadi kenyataan. Mereka membuang Jormungandr dan Hel, tapi Fenrir sudah terlalu kuat untuk dibuang.
Awalnya, para dewa mencoba mengangkat Fenrir sebagai salah satu dari mereka, berharap mereka bisa memenangkan kesetiaannya. Tapi upaya mereka dirusak oleh perasaan mereka yang sebenarnya terhadap Fenrir.
Mereka sangat takut pada serigala sehingga hanya satu dari mereka, Tyr, dewa keadilan, yang mendekatinya untuk memberinya makanan.
Saat Fenrir terus tumbuh, para dewa menyerah untuk berteman dengannya dan memutuskan untuk mencoba menjebaknya.
Khawatir akan menjadi penjahat, para dewa mengikatnya dengan rantai yang terbuat dari berbagai elemen, seperti suara langkah kaki kucing, janggut wanita, nafas ikan, dan elemen gaib lainnya.
Ketika rantai dipasang padanya, dia menggigit tangan Tyr, yang merupakan dewa terkemuka dalam mitologi Norse. Dia kemudian diikat dan disumpal sampai Ragnarok, bahasa Nordik yang setara dengan Hari Kiamat.
Menurut salah satu versi cerita, dia akan melawan dewa kuat Odin, menelannya dan juga memakan matahari. Baik di Islandia maupun Norwegia, para penyair telah membicarakan tentang hari ketika Fenrir akan membebaskan diri dan menghancurkan kekacauan.
Pembalasan dendam
Terlepas dari upaya terbaik para dewa untuk melumpuhkan Fenrir, ramalan serigala terbukti lebih kuat daripada belenggu kurcaci di sekitar kakinya.
Di awal Ragnarok, saudara laki-laki Fenrir, Jormungandr, menyebabkan bumi berguncang dan gunung-gunung runtuh. Batu besar tempat Fenrir diikat dihancurkan, dan dia merobek pita yang telah menahannya begitu lama.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Mythology Source |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR