“Nisan ini termasuk sejarah, karena menyimpan informasi tahun. Yang kita ketahui tua-tua (nisannya). Nisan ini kita selamatkan karena bisa menjadi pelajaran. Usia kita siapa yang tau, nisan ini bersejarah,”tegas Arif.
Kegiatan ini diikuti beberapa penggiat pelestarian Ayu Lestari, seorang mahasiwi Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hidayat Lasem. “Yang pastinya speechlesh karena memang saya belum tahu, masih ada beberapa bongpai cina yang masih bercecer di tempat yang relatif belum aman,” ungkap Ayu.
“Kemudian, dengan adanya penyelamatan batu nisan cina kuno ini jadi lebih peduli dengan benda benda kuno bersejarah yang memiliki nilai sejarah dan pastinya menjadi bukti serta peninggalan berharga bagi anak cucu, khususnya untuk warga Lasem”, pungkasnya.
Kegiatan ini dibantu oleh Agni Malagina salah seorang peneliti berlatar belakang bidang ilmu sinologi untuk membaca keterangan pada nisan
“Menarik mengikuti kegiatan ini. Kita mendata nisan kuno Kapitan Lin Zun Ming berangka tahun 1882, Letnan Lin Rong Qing berangka tahun 1865. Kedua nisan Desa Sumbergirang ini penting. Di Lasem hanya ada 2 komplek makam pejabat Cina kuno yang masih utuh. Yaitu makam Toelis dan makam Letnan Lie Thiam Kwie di Pancur,”ulas Agni.
“Bong tua yang kita temukan terlantar di Dukuh Lemahbang Desa paling tua berangka tahun 1785. Tidak bertuan, tidak terawat, hancur. Makam yang terawat berangka tahun 1762 paling tua yang kami temukan terletak di dalam pekarangan rumah tua di Desa Karangturi. Makam ini lima tahun lebih tua dari makam legendaris marga Han,” ungkap Agni.
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa penemuan ini dapat memberikan informasi terkait era keberadaan orang Tionghoa di Lasem, marga-marga Tionghoa Lasem dan beberapa hal yang berharga untuk ilmu pengetahuan.
“Mungkin kita bisa membuat Taman Prasasti untuk merawat peninggalan penting ini,”pungkas Agni.
Kegiatan ini akan berlangsung mulai 26 Juli 2023 hingga beberapa hari ke depan. Perlu waktu dan tenaga untuk mengangkat satu batu nisan yang berbobot lebih dari 100 kilogram.
Pihak Yayasan Lasem Heritage telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Rembang seperti anggota Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Rembang, Camat, Kapolsek, Danramil, dan Kepala Desa terkait.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR