Setelah penggulingan Uranus, Cronus menjadi penguasa baru alam semesta. Dikatakan dalam mitologi Yunani bahwa Cronus memimpin masa kedamaian dan kemakmuran yang besar bagi dunia. Mungkin selama atau setelah waktu ini, Theia sang dewi cahaya menikahi Hyperion sang dewa matahari. Keduanya pun melahirkan keturunan.
Namun, ada satu masalah. Cronus tidak membebaskan para Cyclops dan Hecatoncheires dari penjara mereka di Tartarus. “Hal ini membuat Gaia marah,” tambah Strom. Ada ramalan yang menyebutkan bahwa Cronus akan digulingkan oleh salah satu anaknya. Cronus kemudian merebut dan memakan setiap anak baru yang dilahirkan Rhea.
Gaia berniat menggulingkan Cronus. Jadi ketika Zeus lahir, dia membantu Rhea menyembunyikan dewa yang baru lahir di Kreta. Ketika Zeus sudah dewasa, dia memaksa ayahnya untuk memuntahkan saudara-saudaranya. Setelah ini, pertempuran besar para dewa dimulai.
Pertempuran terjadi antara Gunung Olimpus, singgasana Zeus dan dewa Olimpus, dan Gunung Othrys, gunung tempat Titan menguasai alam semesta. Para Titan yang berperang melawan Zeus semuanya dipenjarakan di Tartarus. Namun, beberapa Titan, seperti Oceanus dan Theia, tetap netral. Karena itu, kemungkinan besar Theia lolos dari penjara.
Peran Theia dalam mitologi Yunani
Ada sedikit penyebutan Theia dalam mitologi Yunani selanjutnya. Tapi ia dikenal sebagai seorang dewi yang diasosiasikan dengan cahaya, penglihatan, dan kebijaksanaan. Theia mampu memanipulasi cahaya dan semua keturunannya terlibat dalam penciptaan atau manipulasi cahaya.
Sang dewi juga dikaitkan dengan udara berkilauan dari atmosfer atas yang biru cerah. Selain itu, batu permata dan logam mulia, seperti emas dan perak, dikatakan berkilau karena Theia.
Orang Yunani kuno percaya bahwa mereka dapat melihat karena pancaran cahaya yang menonjol dari mata mereka. Jadi, masuk akal jika mereka menjadikan Theia dewi penglihatan dan cahaya dalam mitologi Yunani.
Theia juga dikaitkan dengan kebijaksanaan dan ramalan. Ada sebuah kuil di Phthiotis di Thessaly yang didedikasikan untuknya. Meskipun tidak memainkan peran utama dalam mitologi Yunani selanjutnya, keturunan Theia memiliki peran menonjol.
Keturunan Theia—Matahari, Bulan, dan Fajar
Theia, dengan suaminya Hyperion, memiliki tiga anak, Helios (matahari), Selene (bulan), dan Eos (fajar). Keturunan Theia semuanya terkait dengan fenomena yang melibatkan cahaya.
Matahari adalah sumber cahaya utama di siang hari. Bulan adalah sumber cahaya utama pada malam hari di mana bulan berada pada fase yang tepat.
Sementara itu fajar adalah ketika cahaya matahari mulai muncul di sekeliling dunia sebelum matahari yang sebenarnya terbit. Bahkan suami Theia, Hyperion, adalah dewa matahari awal.
Keturunan Theia adalah alasan lain mengapa Theia dianggap sebagai dewi cahaya. Semua keturunannya dapat memanipulasi cahaya.
Theia tidak lagi disembah. Ia pun perlahan dilupakan dalam mitologi Yunani.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR