Nationalgeographic.co.id—Agama adalah landasan penting bagi banyak masyarakat, baik kuno maupun modern. Dalam sejarah Romawi kuno, agama juga menjadi sistem kepercayaan terpenting.
Agama dalam sejarah Romawi kuno berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini mencerminkan keadaan politik, sosial, dan ekonomi Kekaisaran Romawi yang berubah.
Sejak awal, Roma kuno bersifat politeistis, yang berarti mereka percaya pada banyak dewa dan roh, masing-masing dengan peran penting mereka sendiri untuk dimainkan.
Akarnya dapat ditelusuri kembali ke masa-masa awal kota Roma, ketika penduduknya menyembah jajaran dewa dan dewi yang mewujudkan kekuatan alam dan cita-cita kebajikan sipil.
Salah satu ciri yang paling khas dari agama Romawi Kuno adalah karakter sinkretisnya, yang berarti menggabungkan unsur-unsur dari berbagai tradisi agama lainnya.
Fakta bahwa orang Romawi adalah orang yang sangat kosmopolitan, dengan kerajaan besar yang mencakup banyak budaya dan agama berbeda.
Memperluas keyakinan
Ketika Roma tumbuh dalam kekuasaan, praktik keagamaannya menjadi lebih rumit.
Negara Romawi mengembangkan jajaran dewa dan dewinya sendiri, termasuk Jupiter, Juno, dan Minerva, yang disembah di kuil-kuil besar dan dirayakan dalam festival publik.
Festival-festival ini adalah bagian penting dari kehidupan sipil Romawi. Perayaan yang menyatukan orang-orang dari semua lapisan. Mereka berpartisipasi dalam ritual yang memperkuat ikatan sosial dan menegaskan otoritas negara.
Dewa dan dewi paling terkenal
Sejarah agama Romawi kuno memiliki jajaran dewa dan dewi yang kaya. Ada banyak dewa yang disembah dan dihormati secara luas.
Beberapa dewa dan dewi Romawi yang paling terkenal meliputi Jupiter (raja para dewa, terkait dengan guntur dan kilat), Juno (ratu para dewa dan dewi pernikahan dan persalinan), Minerva (dewi kebijaksanaan, obat-obatan, dan kerajinan), Venus (dewi cinta, kecantikan, dan kesuburan), Mars (dewa perang dan pertanian), Neptunus (dewa laut dan air tawar), Apollo (dewa musik, puisi, dan ramalan), Diana (dewi perburuan dan bulan), Mercury (dewa perdagangan, pelancong, dan pencuri).
Dalam agama Romawi Kuno, pendeta memainkan peran penting dalam pemeliharaan dan interpretasi berbagai kultus dan praktik yang terkait dengan dewa dan dewi.
Peran pendeta bervariasi tergantung pada kultus tertentu. Akan tetapi, secara umum tugas mereka termasuk melakukan upacara keagamaan, memberikan persembahan dan pengorbanan, serta menafsirkan pertanda dan tanda dari para dewa.
Pendeta sering diambil dari eselon atas masyarakat Romawi dan sangat dihormati karena pengetahuan dan keahlian mereka.
Mereka menerima pelatihan dalam ritual dan praktik khusus kultus mereka dan diharapkan untuk mempertahankan perilaku moral dan etika tingkat tinggi.
Kuil
Kuil juga merupakan bagian penting dari agama Romawi Kuno, berfungsi sebagai manifestasi fisik dari kultus dan tempat upacara dan festival keagamaan.
Mereka biasanya didedikasikan untuk dewa atau kelompok dewa tertentu dan dihiasi dengan hiasan hiasan dan persembahan dari para penyembah.
Mengunjungi kuil adalah bagian penting dari kehidupan religius Romawi, dan banyak orang akan memberikan persembahan atau pengorbanan kepada dewa dengan harapan menerima berkat atau bantuan.
Kuil juga berfungsi sebagai pusat kehidupan sipil, tempat orang dapat berkumpul untuk acara sosial dan politik serta acara keagamaan.
Festival
Agama Romawi kuno memiliki kalender yang diisi dengan berbagai festival dan perayaan keagamaan sepanjang tahun.
Festival-festival ini adalah bagian penting dari kehidupan Romawi dan sering kali memiliki makna religius dan sosial.
Beberapa festival keagamaan Romawi yang paling terkenal yaitu; Saturnalia, festival yang diadakan untuk menghormati dewa Saturnus, biasanya dirayakan pada bulan Desember. Itu adalah saat pesta, pemberian hadiah, dan pesta pora umum.
Lupercalia, festival yang diadakan pada pertengahan Februari untuk menghormati dewa Lupercus, terkait dengan kesuburan dan pemurnian.
Festival ini melibatkan pengorbanan kambing dan lari para pemuda di jalanan sambil mencambuk wanita dengan potongan kulit kambing.
Vestalia, festival yang diadakan pada bulan Juni untuk menghormati dewi Vesta, dewi perapian dan rumah. Hal itu melibatkan pemurnian kuil Vesta dan persembahan makanan dan minuman kepada dewi.
Floralia, festival yang diadakan pada akhir April untuk menghormati dewi Flora, dewi bunga dan kesuburan yang melibatkan tarian, nyanyian, dan persembahan bunga kepada dewi.
Parilia, festival yang diadakan pada bulan April untuk menghormati dewa Pales, dewa gembala dan kawanan.
Masa pemurnian dan pembaharuan dan melibatkan persembahan susu dan pembakaran jerami.
Ludi Romani, serangkaian permainan yang diadakan untuk menghormati dewa Jupiter, biasanya diadakan pada bulan September.
Dalam perayaan ini, terdapat hiburan yang menampilkan balapan kereta, kontes gladiator, dan pertunjukan teater.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR