Edisi pertama Majalah Intisari dijual seharga Rp60 untuk Jakarta dan Rp65 untuk di luar Jakarta. Namun harus diingat, harga ini adalah dalam “uang lama” sebelum diredenominasi tahun 1965. Harga jual Intisari sebesar Rp60 dalam “uang baru” sudah tercapai lagi pada 1968.
#5: Ada artikel Perang Dunia II yang ditulis pakarnya
Salah satu artikel menarik di majalah ini adalah “Pemboman Kota Dresden” yang ditulis Auwjong Peng Koen atau PK Ojong. Penulis andal dan salah satu perintis Majalah Intisari ini kemudian juga dikenal sebagai salah satu penulis sejarah perang yang ternama di Indonesia.
#6: Salah satu penulis artikelnya akhirnya menjadi menteri pendidikan
Dari hasil lawatannya ke Inggris, Nugroho Notosusanto berkenan menuliskan pengalamannya dalam artikel “Orang Jakarta di London”. Nugroho yang kemudian juga dikenal sebagai penulis sejarah ini kelak juga terpilih sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Pembangunan IV pada era Presiden Soeharto.
#7: Tan Liang Tie, penulis olahraga kenamaan yang penah jadi kontributor majalah Star Weekly ikut menulis di sini
Artikel di edisi pertama Intisari juga ditulis oleh penulis olahraga kenamaan saat itu, Tan Liang Tie. Sebelumnya, nama Tan sudah dikenal publik lewat artikel-artikelnya di majalah Star Weekly dan ulasannya tentang olahraga dunia maupun dalam negeri, sangat disukai.
#8: Usmar Ismail bertutur tentang film pertamanya
Film “Darah dan Doa” (1950) yang dikenal sebagai film nasional pertama sekaligus film pertama yang disutradarai Usmar Ismail. Apa saja kisah-kisah unik di balik pembuatannya? Usmar Ismail menuturkannya kepada Intisari dalam artikel “Film Saya yang Pertama”.
#9: Kita bisa melihat iklan-iklan zaman dahulu yang unik
Salah satu keistimewaan majalah Intisari edisi pertama adalah keberadaan sejumlah iklan pada masa itu. Di sinilah kita bisa melihat bagaimana iklan-iklan di masa lalu yang tampil bersahaja dan lucu. Menariknya, masih ternyata ada brand makanan yang hingga kini masih ada di pasaran.
#10: Edisi pertama ini tidak bersampul depan
Penulis | : | Tjahjo Widyasmoro |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR