Nationalgeographic.co.id—Selama periode Negara-Negara Berperang di Kekaisaran Jepang pada tahun 1467 dan berakhir pada tahun 1615, terjadi banyak pertempuran samurai. Salah satunya adalah pertempuran Sekigahara. Perang ini merupakan awal mula lahirnya Keshogunan Tokugawa.
Pertempuran Seikgahara adalah perselisihan dua kekuatan militer antara Tokugawa Ieyasu dan Ishida Mitsunari. Pertarungan ini membantu mengidentifikasi kekuatan keshogunan dan akhirnya mengarah pada pembentukan Kekaisaran Jepang yang bersatu.
Pertarungan Antara Tokugawa Ieyasu dan Ishida Mitsunari
Sepanjang akhir tahun 1590-an, dua kekuatan militer paling kuat di Jepang berpartisipasi dalam pertarungan antara Tokugawa Ieyasu dan Ishida Mitsunari. Kampanye tersebut merupakan serangkaian pertempuran di Honshu, wilayah tengah Jepang. Berlangsung selama hampir 4 tahun. Pertarungan Sekigahara adalah hasil akhir dari kampanye tersebut.
Pertarungan Sekigahara adalah perselisihan militer yang signifikan antara militer Jepang Timur dan Barat. Salah satu perang paling mengerikan dalam sejarah Kekaisaran Jerpang.
Kampanye tersebut merupakan tanggapan terhadap pemberontakan yang dilakukan klan Uesugi. Rencananya untuk mengusir pembangkangan dari wilayah tersebut. Kampanye dihentikan ketika faktor politik muncul.
Pertempuran Sekigahara terjadi pada bulan Oktober 1600. Militer Timur menempatkan pasukannya di sisi utara sebuah lembah. Tentara Barat bermarkas di ujung barat garis, membela Hideyori.
Ishida Mitsunari telah menempatkan pasukannya di Kastil Ogaki. Dia takut akan serangan dari militer Tokugawa dan mencari perlindungan di lokasi Kastil Fushimi. Pasukan Tokugawa hanya berjarak beberapa mil dari kastil Ishida Mitsunari. Kedua militer berjuang untuk menguasai kastil.
Pertarungan Sekigahara menyebabkan kematian Ishida Mitsunari. Pasukannya telah diarahkan ke Kastil Ogaki sejak pertengahan Oktober 1600. Dia telah mengirimkan surat kepada Tanaka Yoshimasa dan tetap berkomunikasi dengan Kikkawa Hiroie dan Maeda Gen'i. Keduanya berdebat tentang siapa yang akan memimpin pasukan.
Setelah beberapa negosiasi, keduanya sepakat bahwa Kikkawa Hiroie akan memimpin pasukan. Kemudian mereka akan menyerang bagian belakang Gunung Nangu. Namun skuadron Kikkawa tetap tinggal di kastil.
Pertarungan Sekigahara berakhir dengan kemenangan Ieyasu. Keberhasilan Ieyasu meletakkan dasar bagi Keshogunan Tokugawa.
Pertarungan tersebut mengakhiri serangkaian pertarungan antara kekuatan militer paling kuat di Jepang. Ieyasu diangkat menjadi shogun tiga tahun kemudian. Ieyasu adalah anak dari Toyotomi Hideyoshi, seorang panglima perang di Jepang. Dia juga menjadi bupati sepanjang era Tokugawa.
Keshogunan Tokugawa Memerintah Jepang yang Bersatu dan Damai
Pada masa Keshogunan Tokugawa, Jepang menjadi cukup damai dan bersatu. Tokugawa Bakufu (pemerintahan militer) membawa perdamaian dan keamanan finansial selama hampir tiga abad di Jepang.
Para shogun mengembangkan sistem yang direncanakan dengan cermat untuk mempertahankan kekuasaan mereka. Mereka juga menetapkan aturan untuk hubungan luar negeri dan pertanian.
Para shogun memastikan masyarakat setia pada otoritas mereka. Mereka juga memaksa mereka untuk berpartisipasi di kuil Buddha. Beberapa shogun melarang agama Kristen. Hal ini menyebabkan penganiayaan kejam terhadap umat Kristen setempat.
Bakufu juga menerapkan sistem kelas. Kelas samurai berada di urutan atas, sedangkan pengrajin berada di urutan paling bawah. Pemerintah pun mengkategorikan sawah unggul dan inferior.
Para petani dilarang melakukan tugas-tugas non-pertanian. Pemerintah memberikan dokumen kepada keluarga yang telah menggarap lahan tersebut selama beberapa generasi. Perempuan kelas atas mempunyai lebih sedikit kebebasan.
Bakufu memiliki kekuatan untuk menyingkirkan daimyo yang tidak berpengalaman. Banyak daimyo yang menikmati status semi-otonom. Namun, mereka diharuskan sering mengunjungi Edo. Hal ini membuat daimyo mengeluarkan banyak uang.
Bakufu membutuhkan daimyo untuk menghidupi istri di Edo. Para shogun juga membuat daimyo bersumpah setia pada diri mereka sendiri.
Bakufu mengembangkan kebijakan kerahasiaan yang ketat yang dikenal sebagai kebijakan Sakoku (negara tertutup). Kebijakan ini mengisolasi Jepang dari sebagian besar dunia hingga tahun 1854.
Keshogunan Tokugawa mengakhiri ketidakstabilan politik nasional Kekaisaran Jepang yang sudah berlangsung lama. Namun kekuasaan shogun terbatas. Dia tidak bisa menghentikan perang saudara yang terjadi di seluruh wilayah kekuasaannya.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR