Wall berhasil menemukan foto-foto pekerja konstruksi wanita selama perang di arsip Museum Perang Kekaisaran. Akan tetapi, tidak ada yang berhubungan dengan jembatan tersebut.
Membangun kembali Jembatan Waterloo adalah proyek penting. Jembatan Waterloo pertama dibuka pada tahun 1817, tetapi pada tahun 1923, Dewan Wilayah London menyadari bahwa jembatan tersebut memiliki masalah struktural. Dua tahun kemudian, ditambahkanlah kerangka sementara.
Jembatan Waterloo, awalnya dikenal sebagai Jembatan Strand, dibangun antara tahun 1811 dan 1817. Jembatan tersebut adalah jembatan granit dengan sembilan lengkungan yang dipisahkan oleh kolom batu Doric ganda, dan panjangnya hampir 762 meter.
Karena masalah struktur tersebut, pemerintah akhirnya memutuskan untuk merobohkan semuanya dan menggantinya, sebuah proses yang dimulai pada tahun 1934.
Pada saat perang pecah pada tahun 1939, sebanyak 500 orang dilaporkan sedang bekerja di jembatan tersebut. Namun jumlah itu pun menurun menjadi 50 pada tahun 1941 karena para pria dipanggil untuk berperang.
Hal inilah yang menyebabkan pembangunan jembatan menjadi kekurangan tenaga. Kontraktor, Peter Lind & Company, akhirnya merekrut perempuan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Women’s Engineering Society yang berbasis di Inggris, sekitar 350 perempuan bekerja di Jembatan Waterloo.
Ada sedikit catatan tertulis tentang para wanita yang membantu membangun jembatan ini. Sejak kontraktor bangunan Peter Lind & Company melikuidasi asetnya pada tahun 1980-an, catatan pekerjaan perusahaan pun telah lenyap. Namun berkat upaya investigasi sejarawan Christine Wall, kita sekarang memiliki beberapa foto mereka.
Foto-foto itu Wall temukan saat mencari secara daring di arsip National Science & Media Museum. Serangkaian foto itu diambil pada tahun 1944 oleh seorang fotografer untuk surat kabar The Daily Herald, yang menunjukkan perempuan tukang las sedang bekerja di Jembatan Waterloo.
Berkat foto-foto inilah, pemerintah Inggris, akhirnya memasukkan sejarah tersebut ke dalam pencatatan jembatan sebagai situs warisan.
Source | : | Atlas Obscura |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR