Nationalgeographic.co.id—Jangan remehkan polusi limbah yang ada pada air di pesisir. Selain berdampak pada kesehatan biota laut, ternyata polusi air laut di pesisir bisa berdampak luas, bahkan berpindah ke atmosfer dalam bentuk aerosol semprotan laut.
Di laut, partikel aerosol terbentuk. Sebagian besar melayang atau terlepas ke atmosfer Bumi akibat ledakan gelembung yang muncul di permukaan laut dan bertemu udara. Ini adalah mekanisme umum pada air laut kita, terutama di pesisir.
Namun, jika air pesisir berpolusi dampaknya bisa menjangkau pernapasan tidak hanya pengunjung pantai, tetapi juga masyarakat luas di daratan. Penelitian ini diungkap oleh para peneliti di Scripps Institution of Oceanography di University of California (UC) San Diego, 2 Maret 2023.
Penelitian itu dipublikasikan di jurnal Environmental Science & Technology bertajuk "Bacterial and Chemical Evidence of Coastal Water Pollution from the Tijuana River in Sea Spray Aerosol".
Selain Scripps Institution of Oceanography UC San Diego, penelitian ini merupakan kolaborasi bersama dua kelompok penelitian yang berbeda. Tujuannya, agar dapat mempelajari hubungan potensial antara bakteri dan kimia dari aerosol semprotan laut pesisir dengan limbah dari Sungai Tijuana.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat pesisir terkena polusi air pesisir bahkan tanpa memasuki perairan yang tercemar,” kata penulis utama dari Scripps Institution of Oceanography, University of California San Diego Matthew Pendergraft dalam rilis.
“Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan tingkat risiko yang ditimbulkan oleh pencemaran air pesisir yang bersifat aerosol kepada masyarakat,” lanjutnya.
Lewat studi ini, penelitian yang dipimpin Kimberly Prather mengungkapkan, air pesisir di Pantai Imperial, California tercemar limbah. Limbah yang menyebabkan polusi dan mengotori Pantai Imperial masuk melalui Sungai Tijuana. Ketika penelitian ini diterbitkan bulan Maret, diperkirakan ada 13 miliar galon air pesisir di Pantai Imperial yang tercemar.
"Kami telah menunjukkan bahwa hingga tiga perempat bakteri yang Anda hirup di Pantai Imperial berasal dari aerosolisasi limbah mentah di zona selancar,” kata Prather. Ia merupakan Profesor Terhormat di Scripps Oseanografi dan Departemen UC San Diego
“Pencemaran air di pesisir selama ini hanya dianggap sebagai masalah yang ditularkan melalui air," lanjutnya.
"Orang-orang khawatir saat berenang dan berselancar di dalamnya, namun tidak khawatir tentang menghirupnya, meskipun aerosol dapat menyebar dalam jarak jauh dan mencemari lebih banyak orang dibandingkan mereka yang hanya berada di pantai atau di perairan."
Dalam penelitian ini Prather dan tim mengidentifikasi kandungan aerosol pesisir di Pantai Imperial dan Sungai Tijuana pada Januari dan Mei 2019. Identifikasi dilakukan dengan pengurutan DNA dan spektrometri massa untuk menghubungkan bakteri dan senyawa kimia dalam aerosol pesisir kembali ke Sungai Tijuana.
Selain bakteri dan senyawa kimia, para peneliti mencoba mendeteksi virus dan patogen lain yang dapat ditularkan melalui udara sebagai studi lanjutan. Dalam studi, Prather dan tim mengungkapkan bahwa sebagian besar bakteri dan virus tidak berbahaya bagi manusia, tetapi dapat masuk ke tubuh manusia.
Keberadaan bakteri dalam aerosol semprotan laut di pesisir tidak secara otomatis akan menyebar udara, baik yang bersifat patogen atau lainnya.
Para penulis menjelaskan, tingkat penularan, tingkat paparan, dan faktor lainnya akan menentukan risiko penyakit pada manusia, sehingga perlu penyelidikan lebih lanjut. Sebab, virus atau bakteri yang dapat menjadi penyakit, walau kini belum berbahaya, dapat bermutasi menjadi berbahaya di masa depan.
Virus punya kemampuan untuk menduplikasi dirinya dengan mempelajari genetik inang. Dengan cara demikian, akan sangat mungkin virus dari polusi air pesisir menjadi penyakit berbahaya bagi manusia, khususnya masyarakat pesisir.
"Temuan ini memberikan pembenaran lebih lanjut untuk memprioritaskan pembersihan perairan pesisir," terang Pendergraft.
Artikel ini adalah bagian dari sinergi inisiatif Lestari KG Media bersama Saya Pilih Bumi, Sisir Pesisir dengan media National Geographic Indonesia, Initisari, Infokomputer, dan GridOto.
Source | : | UC San Diego School of Medicine |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR