"Sejauh ini tampaknya kerangka kebijakan nasional hanya berfokus pada mengatasi gejala-gejala tersebut (dengan menguraikan langkah-langkah untuk menangani sensitivitas dan kapasitas adaptif) tanpa mempertimbangkan secara memadai salah satu penyebab utama kerentanan (paparan)," tulis mereka.
"Pendekatan yang lebih holistik dan seimbang perlu dilakukan agar kerangka kebijakan Indonesia tepat dan efektif dalam mengatasi kerentanan masyarakat pesisir terhadap degradasi sumber daya laut," tegas para peneliti.
Lebih rinci para peneliti menyebut bahwa jumlah terbesar yang disebutkan dalam seluruh intervensi kebijakan pemerintah Indonesia adalah langkah-langkah yang bertujuan untuk membangun kapasitas adaptif masyarakat pesisir, diikuti dengan langkah-langkah untuk mengatasi kepekaan mereka terhadap perubahan. Sedikit sekali referensi yang diberikan untuk menangani paparan awal masyarakat pesisir terhadap degradasi sumber daya laut.
"Memperkuat kesehatan ekosistem, melarang praktik penangkapan ikan yang merusak, dan menguraikan prosedur hukum jika tidak ada kepatuhan tampaknya tidak memiliki pengaruh yang sama dengan pembangunan melalui peningkatan kapasitas, peningkatan kesehatan dan pendidikan manusia, serta menyediakan sarana ekonomi untuk terus melakukan penangkapan ikan, bahkan penangkapan ikan secara lebih intensif," tulis mereka.
"Hal ini mungkin tidak mengherankan mengingat kapasitas adaptif merupakan aspek kerentanan yang paling mudah dipengaruhi melalui intervensi kebijakan. Selain itu, mengurangi paparan terhadap degradasi sumber daya mungkin memerlukan tindakan di tingkat internasional (misalnya dengan mengurangi emisi gas rumah kaca) atau berpikir di luar kerangka kebijakan konvensional dengan mendukung mata pencarian yang tidak bergantung pada sumber daya laut."
Padahal, mengatasi aspek paparan akan memberikan peluang untuk mengurangi aspek sensitivitas dan meningkatkan kapasitas adaptasi masyarakat pesisir terhadap degradasi sumber daya laut.
Menurut para penelit, melangkah maju dengan langkah-langkah untuk membangun kapasitas adaptif dan mengurangi sensitivitas tanpa mengatasi paparan sama saja dengan mengobati penyakit dengan menyembuhkan gejalanya, bukan menyembuhkan penyakit yang mendasarinya. Sebab, aspek paparan lah yang sebenarnya menjadi sumber penyakit yang mendasarinya.
"Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan dalam intervensi yang dapat secara efektif mengatasi permasalahan kerentanan masyarakat pesisir," simpul para peneliti.
Artikel ini adalah bagian dari sinergi inisiatif Lestari KG Media bersama Saya Pilih Bumi, Sisir Pesisir dengan media National Geographic Indonesia, Initisari, Infokomputer, dan GridOto.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Marine Policy |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR