Fakta bahwa makam Raja Tut tampaknya dipersiapkan secara tergesa-gesa, dengan ukurannya yang lebih kecil dan beberapa dekorasi yang belum selesai, menambah teka-teki.
Beberapa ahli percaya bahwa kematiannya yang tidak terduga menyebabkan proses penguburan yang terburu-buru. Misteri ini semakin diperdalam dengan kurangnya catatan kontemporer yang merinci kematiannya, meninggalkan kekosongan yang diisi dengan teori, hipotesis, dan bahkan catatan fiksi.
Ketidakpastian seputar kematian Raja Tut terus memesona para peneliti dan penggemar, berkontribusi pada warisan abadinya sebagai salah satu firaun paling misterius di Mesir kuno.
Hasil Perkawainan Sedarah
Silsilah Raja Tutankhamun mengungkapkan aspek kehidupan kerajaan yang kompleks dan agak meresahkan di Mesir kuno: perkawinan sedarah.
Studi genetik yang dilakukan pada mumi Raja Tut menunjukkan bahwa orang tuanya kemungkinan besar adalah kakak beradik.
Praktik inses kerajaan ini biasa terjadi di Mesir kuno, karena diyakini menjaga garis keturunan suci dan sifat ketuhanan para firaun.
Hidup dengan Banyak Masalah Kesehatan
Kondisi fisik Raja Tutankhamun telah menjadi subjek yang sangat menarik dan dipelajari. Hasilnya, terungkap bahwa dia terserang berbagai penyakit.
Pemeriksaan modern terhadap muminya telah menemukan bukti adanya kaki pengkor, suatu kondisi yang mengharuskan dia menggunakan tongkat untuk berjalan.
Untuk mendukung temuan ini, lebih dari 130 tongkat jalan ditemukan di makamnya, beberapa di antaranya dihias dengan hiasan, yang mencerminkan kegunaan praktis dan status simbolisnya.
Selain itu, penelitian genetik menunjukkan kemungkinan kasus penyakit Kohler, kelainan langka dan menyakitkan yang mempengaruhi tulang di kakinya.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR