Nationalgeographic.co.id—Kota Thebes adalah kota di Yunani yang muncul dalam banyak legenda mitologi Yunani. Kota Thebes memainkan peran sentral dalam kontes sejarah Yunani kuno, bagian dari peradaban Mycenaean selama Zaman Perunggu.
Kota ini juga kemudian terlibat dalam banyak konflik dengan negara kota Yunani lainnya. Kota Thebes di Boeotia, Yunani Tengah juga pernah menjadi lokasi eksploitasi Cadmus, Oedipus, Dionysus, Heracles dan tokoh-tokoh lain dari mitologi Yunani.
Penggalian arkeologi di Thebes dan sekitarnya telah mengungkap bukti pemukiman era Mycenaean. Kemudian tablet tanah liat dengan aksara Linear B, yang menunjukkan pentingnya situs tersebut pada Zaman Perunggu.
Jelas Kota Thebes memainkan peran sentral dalam mitologi Yunani. Tidak hanya itu, Kota Thebes adalah kota terbesar di wilayah kuno Boeotia dan pemimpin dari persekutuan Boeotia.
Aliansi tersebut didirikan pada tahun 379 SM setelah pemberontakan membebaskan kota-kota Boeotia dari dominasi Spartan atau Pasukan Sparta.
Pasukan Sparta adalah pasukan militer di negara kota Sparta, yang merupakan salah satu negara kota terkuat di Yunani kuno. Pasukan ini merupakan salah satu inti perdaban negara Sparta, yang tujuan utama dari tiap penduduknya adalah menjadi prajurit yang kuat.
Kota ini merupakan saingan utama Athena kuno, dan memihak Persia selama invasi tahun 486 SM di bawah pemerintahan raja Persia Xerxes.
Raja Persia Xerxes adalah raja persia dan Firaun Mesir dari Dinasti Akhemeniyah, berkuasa pada 486 sampai 465 SM. Xerxes adalah putra dari Darius I dari Persia dan Atosa, putri Koresy Agung. Xerxes terkenal dalam sejarah Barat karena invasinya ke Yunani.
Pasukan Thebes di bawah komando Epaminondas mengakhiri hegemoni Spartan pada Pertempuran Leuctra pada tahun 371 SM. Kelompok Suci Thebes (unit militer elit) terkenal kalah dalam Pertempuran Chaeronea pada tahun 338 SM melawan Philip II dan Alexander Agung.
Sebelum dihancurkan oleh Alexander pada tahun 335 SM, Thebes merupakan kekuatan besar dalam sejarah Yunani kuno.
Kota Thebes menjadi negara kota paling dominan pada masa penaklukan Makedonia. Selama periode Bizantium, kota ini juga menjadi terkenal karena sutranya.
Thebes terletak di dataran antara Danau Yliki (Hylica kuno) di utara, dan pegunungan Cithaeron yang memisahkan Boeotia dari Attica di selatan. Letaknya sekitar 50 kilometer (31 mil) barat laut Athena.
Catatan tentang masa-masa awal kota Thebes disimpan dalam legenda-legenda mitologi Yunani yang menyaingi mitos-mitos Troya. Catatan tersebut dalam hal dampak budayanya dan pengaruhnya terhadap sastra zaman klasik.
Cadmus mendirikan kota benteng Cadmea dan munculnya Spartoi, atau "Manusia Tercangkok," adalah mitologi Yunani yang menceritakan asal-usul bangsawan Thebes. Itu menjadi legenda penting bagi sejarah kota tersebut.
Dalam kisah Oedipus dan Antigone, dikisahkan pembakaran Semele dan kedatangan dewa Dionysus, serta pembangunan tembok “tujuh gerbang” yang terkenal oleh Amphion. Semele adalah tokoh dalam mitologi Yunani, putri dari Cadmus, raja Thebes.
Kemudian kisah asal usul Zethus, Antiope dan Dirce, juga berperan dalam mengukuhkan kota ini dalam sejarah panjang bangsa Yunani.
Kisah Laius, yang kejahatannya berpuncak pada tragedi Oedipus dan perang “Seven against Thebes” dan Epigoni, juga merupakan bagian dari kisah Thebes.
Kisah itu juga mencakup pemerkosaan pederastik Laius terhadap Chrysippus, yang mungkin menjadi etiologi praktik pederasti pedagogis yang membuat Thebes terkenal.
Pederasti adalah praktik atau hubungan seksual yang melibatkan pria dewasa dengan anak laki-laki yang belum dewasa secara fisik atau pubertas.
Pendiri Thebes yang legendaris adalah Cadmus, saudara laki-laki Ratu Europa. Orang Yunani percaya bahwa Thebes didirikan oleh Cadmus, seorang raja Fenisia dari Tirus (sekarang di Lebanon) yang merupakan saudara laki-laki Ratu Europa.
Cadmus terkenal karena mengajarkan alfabet Fenisia dan membangun Acropolis Thebes, yang diberi nama Cadmeia untuk menghormatinya. Itu menjadi pusat intelektual, spiritual, dan budaya di wilayah tersebut.
Penggalian arkeologi di dalam dan sekitar Thebes telah mengungkap kuburan cist, yaitu kotak batu kecil seperti peti mati atau osuarium yang digunakan untuk jenazah yang berasal dari zaman Mycenaean.
Kuburan ini berisi senjata, gading, dan tablet yang ditulis dalam aksara Linear B — sebuah hubungan berharga ke asal mula sistem penulisan ini.
Penaklukan Thebes yang akhirnya dilakukan oleh kaum Dorian adalah asal mula kisah serangan berturut-turut terhadap kota itu.
Posisi sentral dan benteng militer kota ini mengangkatnya ke posisi komando di antara suku Boeotian. Sejak awal berdirinya penduduknya membangun supremasi penuh atas kota-kota terpencil.
Pada masa Iliad karya Homer, yang diyakini ditulis sekitar pertengahan abad kedelapan SM, Thebes sudah disebut sebagai “Thebes Berpintu Tujuh”.
Pada akhir abad ke-6 SM, bangsa Thebes mengalami konflik militer pertama mereka dengan bangsa Athena. Mereka membantu desa kecil Plataea mempertahankan kemerdekaannya melawan mereka, dan pada tahun 506 SM bangsa Thebes berhasil menghalau serangan ke Semenanjung Attica.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR