Catatan tentang masa-masa awal kota Thebes disimpan dalam legenda-legenda mitologi Yunani yang menyaingi mitos-mitos Troya. Catatan tersebut dalam hal dampak budayanya dan pengaruhnya terhadap sastra zaman klasik.
Cadmus mendirikan kota benteng Cadmea dan munculnya Spartoi, atau "Manusia Tercangkok," adalah mitologi Yunani yang menceritakan asal-usul bangsawan Thebes. Itu menjadi legenda penting bagi sejarah kota tersebut.
Dalam kisah Oedipus dan Antigone, dikisahkan pembakaran Semele dan kedatangan dewa Dionysus, serta pembangunan tembok “tujuh gerbang” yang terkenal oleh Amphion. Semele adalah tokoh dalam mitologi Yunani, putri dari Cadmus, raja Thebes.
Kemudian kisah asal usul Zethus, Antiope dan Dirce, juga berperan dalam mengukuhkan kota ini dalam sejarah panjang bangsa Yunani.
Kisah Laius, yang kejahatannya berpuncak pada tragedi Oedipus dan perang “Seven against Thebes” dan Epigoni, juga merupakan bagian dari kisah Thebes.
Kisah itu juga mencakup pemerkosaan pederastik Laius terhadap Chrysippus, yang mungkin menjadi etiologi praktik pederasti pedagogis yang membuat Thebes terkenal.
Pederasti adalah praktik atau hubungan seksual yang melibatkan pria dewasa dengan anak laki-laki yang belum dewasa secara fisik atau pubertas.
Pendiri Thebes yang legendaris adalah Cadmus, saudara laki-laki Ratu Europa. Orang Yunani percaya bahwa Thebes didirikan oleh Cadmus, seorang raja Fenisia dari Tirus (sekarang di Lebanon) yang merupakan saudara laki-laki Ratu Europa.
Cadmus terkenal karena mengajarkan alfabet Fenisia dan membangun Acropolis Thebes, yang diberi nama Cadmeia untuk menghormatinya. Itu menjadi pusat intelektual, spiritual, dan budaya di wilayah tersebut.
Penggalian arkeologi di dalam dan sekitar Thebes telah mengungkap kuburan cist, yaitu kotak batu kecil seperti peti mati atau osuarium yang digunakan untuk jenazah yang berasal dari zaman Mycenaean.
Kuburan ini berisi senjata, gading, dan tablet yang ditulis dalam aksara Linear B — sebuah hubungan berharga ke asal mula sistem penulisan ini.
Penaklukan Thebes yang akhirnya dilakukan oleh kaum Dorian adalah asal mula kisah serangan berturut-turut terhadap kota itu.
Posisi sentral dan benteng militer kota ini mengangkatnya ke posisi komando di antara suku Boeotian. Sejak awal berdirinya penduduknya membangun supremasi penuh atas kota-kota terpencil.
Pada masa Iliad karya Homer, yang diyakini ditulis sekitar pertengahan abad kedelapan SM, Thebes sudah disebut sebagai “Thebes Berpintu Tujuh”.
Pada akhir abad ke-6 SM, bangsa Thebes mengalami konflik militer pertama mereka dengan bangsa Athena. Mereka membantu desa kecil Plataea mempertahankan kemerdekaannya melawan mereka, dan pada tahun 506 SM bangsa Thebes berhasil menghalau serangan ke Semenanjung Attica.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR